SOLOPOS.COM - Ilustrasi tempat pembuangan akhir sampah (JIBI/Solopos/Dok.)

Kebersihan Bantul, dana APBD Rp12 miliar dinilai tak cukup untuk mengelola sampah di Bantul.

Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul kekurangan dana untuk pengolahan sampah. Mereka berencana menggandeng pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada 2017 DLH Bantul mendapatkan Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp12 miliar. Namun jumlah itu dirasa masih kurang untuk mencukupi kebutuhan, khususnya sarana prasarana pengolahan sampah. Oleh sebab itu, DLH bekerja sama dengan sejumlah pihak swasta baik dari perusahaan ataupun perguruan tinggi.

“Meski tiap tahun anggarannya meningkat tapi masih jauh dari kebutuhan, belum memadai,” ucap Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Selasa (22/8/2017).

Halim menyebut tahun depan rencana alokasi APBD untuk DLH akan meningkat hingga tiga kali lipat. Namun anggaran sebesar itu pun belum dapat memenuhi kebutuhan sarana prasarana mewujudkan program Pemkab, yakni Adiwiyata 2017, Adipura 2018, dan Bantul Bersih Sampah 2019. Dengan rencana anggaran tersebut, DLH hanya dapat menambah delapan armada truk pengangkut sampah. Padahal dari 16 truk yang dimiliki DLH, hanya empat truk yang masih layak beroperasi.

Halim menjelaskan sarana dan prasana merupakan salah satu komponen penting dalam pengelolaan sampah selain regulasi, kelembagaan dan penugasan, SOP, metode dan teknologi, pendekatan serta budaya. Khusus untuk permasalahan sarana dan prasarana, Halim mengatakan Pemkab sedang menyusun petunjuk pelaksanaan kewajiban pemerintah desa untuk mengelola sampah melalui tiga hal. Pertama, setiap desa harus memiliki tempat pembuangan sampah sementara (TPST), kedua mendorong tiap desa memiliki bank sampah, dan ketiga mengamanatkan dibentuknya tim pengelola sampah tingkat desa.

“Kami juga telah melakukan beberapa pendekatan mulai dari kesehatan, etika dan estetika juga ekonomi,” katanya. Ia juga menyebut pendekatan ekonomi melalui bank sampah cukup berhasil menilik banyak bank sampah bermunculan. Artinya masyarakat yang selama memandang sampah hanya sebagai residual, mulai mampu melihat nilai ekonomis dari sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya