SOLOPOS.COM - SABAR—Ezequiel Gonzales (kiri) dan Eduardo Bizarro (kanan. (JIBI/Harian Jogja/dok)

Harianjogja.com, BANTUL-Tak hanya PSS Sleman yang kepincut dengan performa Eduardo Bizzaro, dua klub yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) 2013 lalu juga tertarik ingin menggunakan jasa stopper asal Brazil tersebut.

Kedua klub itu masing-masing adalah Persita Tangerang dan Persiram Raja Ampat. Hal itu diakui oleh Eduardo Bizzaro. Kepada Harian Jogja, bek kelahiran 9 Januari 1979 itu mengatakan bahwa selain sudah berkomunikasi dengan manajemen PSS, ia juga telah menjalin komunikasi dengan Persita dan Persiram.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Meski tawaran itu belum bersifat resmi, ia mengaku tawaran itu sebagai bukti bahwa masih banyak klub yang membutuhkan tenaganya untuk mengisi barisan belakang. Ppadahal usianya sudah tidak lagi muda.

Ia mengatakan, Persita Tangerang berjanji akan mengontrak dirinya jika klub berjuluk Laskar Cisadane itu mengontrak Carlos de Mello sebagai pelatih anyar mereka. Begitu juga dengan Persiram, ia mengaku mendapatkan tawaran langsung dari pelatihnya, Gomez de Oliveira. ”Dia [Gomez de Oliveira] bilang, jika tim barunya butuh stopper, dia ingin bawa saya ke sana [Persiram],” ujarnya.

Begitu pula dengan manajemen PSS yang sudah terus terang mengakui ketertarikannya terhadap performa eks bek Persibo Bojonegoro ini. Bahkan pelatih PSS Lafran Pribadi tak sungkan memuji penampilan Edu (sapaan akrab Eduardo Bizzaro) saat memperkuat PSS sebagai pemain tamu ketika uji coba kontra Timnas Timor Leste U-23 beberapa hari lalu. ”Kalau PSS memang sudah mengatakan kemungkinan mengontrak saya. Namun syaratnya adalah kalau PSS lolos ke ISL,” ucapnya.

Kendati kebanjiran tawaran, namun hal itu tak membuat Edu girang. Pasalnya, hingga kini Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) miliknya telah habis masa berlakunya. Padahal Kitas tersebut adalah salah satu syarat bagi pemain asing seperti dirinya untuk mencari klub baru. Untuk itu, kini ia hanya bisa menunggu janji dari Ketua Umum Persiba Idham Samawi untuk membiayai perpanjangan masa berlaku Kitas tersebut.

Terkait dengan klub mana yang akan dipilihnya kelak, ia hanya tak ingin mengulang tragedi seperti apa yang dialaminya di Persiba. Bagaimana tidak, ketika di Persiba ia merasakan ketidakprofesionalan manajemen Laskar Sultan Agung hingga memutuskan untuk tak membayar gajinya beberapa bulan jelang berakhirnya kompetisi.

”Bagi saya bukan kotanya. Yang penting klub bersedia bayar saya. Jujur saja, saya lelah bekerja dengan manajemen yang tidak profesional,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya