SOLOPOS.COM - RS UNS Solo (Uns.ac.id)

Solopos.com, SOLO -- Laboratorium Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret atau RS UNS Solo kebanjiran spesimen uji swab pasien terindikasi Covid-19 sejak pekan kemarin.

Akibatnya, laboratorium yang berlokasi di Kartasura, Sukoharjo, itu menyetop penerimaan spesimen hingga Selasa (21/7/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, selama ini mereka melayani spesimen dari rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Klaten, Boyolali, dan Sukoharjo.

Pendukung Puguh Sebut Demokrasi di Solo Kiamat, Benarkah?

Menyusul tutupnya Laboratorium RS UNS, Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, menyampaikan untuk sementara spesimen swab dari hasil tracing bakal dikirim ke lab lain. Salah satunya ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.

Selain itu ke Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Tengah di Semarang atau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.

“Sebelum mengirim spesimen, kami menghubungi penanggung jawab laboratorium dulu, mengecek mana yang masih mampu menerima. Karena kondisinya hampir sama di semua laboratorium,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (19/7/2020).

Sudah Sosialisasi Kasus Masih Melonjak, Pemkab Wonogiri Akan Beberkan Data Covid-19

Direktur RS UNS Solo, Hartono, mengatakan selain spesimen yang menumpuk, salah satu alat setrifus (cetrifuge) di laboratorium juga rusak. Akibatnya kapasitas uji spesimen menurun hampir separuh dari sebelumnya.

Saat kondisi normal, RS UNS mampu menguji 300-an spesimen. Sementara saat ini mentok di angka 180-200 saja. “Itu pun kami agak ngoyo. Kami masih running menghabiskan sampel yang masuk kemarin,” jelasnya.

Pendaki yang Terperosok ke Kawah Candradimuka Lawu Berhasil Dievakuasi

Hartono menyebut sebagian spesimen yang menumpuk di laboratorium tersebut berasal dari internal karyawan RS UNS Solo. RS UNS melakukan tracing internal guna mengecek potensi penularan.

Tracing Internal

Pelacakan dilakukan menyikapi lonjakan pasien Covid-19 dari kalangan tenaga kesehatan (nakes) di Soloraya. Tracing internal RS UNS Solo mencapai 800 karyawan.

"Kami memutuskan untuk menghabiskan dulu, baru terima sampel dari luar. Banyak nakes yang tertular virus itu, tentu ada interaksi dengan sesama nakes. Kami antisipasi. Sebenarnya sudah kami lakukan secara periodik. Sebelumnya rapid test, namun kali ini kami langsung uji swab,” ungkap Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS itu.

Beda Kekuatan, Bajo Siap Lawan Gibran-Teguh di Pilkada Solo 2020

Hingga berita ini diturunkan, Hartono mengaku belum mendapatkan hasil uji swab dari tracing internal di Laboratorium RS UNS Solo.

Kendati begitu, dia terus mengimbau seluruh nakes RS UNS maupun mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mengetatkan protokol kesehatan utamanya alat pelindung diri (APD) saat pelayanan.

“Sudah banyak yang sembuh. Kalau hasil swab sudah negatif setelah 5-6 hari dirawat ya kami pulangkan. Sebenarnya mereka asimtomatik [tanpa gejala], tapi tetap dirawat karena mahasiswa kami,” ucapnya.

Damkar Sukoharjo Soroti Jalan Kampung Ditutup Portal, Hambat Pemadaman Kebakaran

Di sisi lain, RS UNS tidak menerima pasien baru mengingat kapasitasnya yang hampir penuh. Saat ini sudah 50-an pasien yang dirawat dari kapasitas 70 ruang.

Karena itu harus setop menerima pasien baru di luar karyawan atau residen UNS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya