SOLOPOS.COM - Festival Gesang (Sunaryo Haryo Bayu)

Festival Gesang (Sunaryo Haryo Bayu)

Gesang memang telah pulang ke Negeri Keabadian setahun lalu. Namun, seperti namanya, Gesang—yang berarti hidup—sang maestro keroncong asal Solo itu seakan selalu hidup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Spiritnya bahkan telah menghidupkan kembali semangat Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dalam mengitegrasikan seni budaya, konservasi alam, dan promosi. “Tiga pilar itulah yang menjadi spirit TSTJ. Kami ingin mengikuti jejak Sang Gesang,” kata Direktur Utama TSTJ, Lilik Kristianto.

Ya, Minggu (12/6/2011) kemarin, legenda Gesang hadir dalam rupa even seni budaya di TSTJ. Ada tari Bangau, Tari Kidang, Tari Oglek, Barongsai, Reog, serta para prajurit panah.

Mereka semua berbaur dalam balutan sederhana Festival Gesang 2011 yang digelar di tepi Sungai Bengawan Solo, sebuah sungai yang mengilhami lagu Gesang. Even itu, sekaligus juga menandai kebangkitan TSTJ setelah sekian lama terlena dalam tidur pulasnya.

“Ini adalah even kali pertama setelah TSTJ menjadi Perusda. Harapannya, even ini bisa membangkitkan TSTJ,” imbuhnya.

Harus diakui, centeng perenang TSTJ selama ini membuat prihatin banyak kalangan. Mulai dari pengelolaannya yang kurang profesional hingga kondisi satwanya yang kurus seperti tak terurus.

Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) bahkan sempat mengancam menutup TSTJ lantaran tak tega menyaksikan satwanya yang merana. “Itulah sebabnya, TSTJ harus benar-benar mengambil momen bangkit setelah menjadi Perusda. Perbaiki sistem dan jadikan TSTJ sebagai pusat konservasi,” kata salah satu pengunjung asal Kelurahan Pucangswit, Jebres, Sabar.

Sabar hanya satu di antara ribuan dan mungkin jutaan warga Soloraya yang menaruh harapan besar atas keberadaan taman kebun binatang milik Solo tersebut. Mereka sangat mendamba, TSTJ bukanlah ladang perebutan kekuasan dan keserakahan. TSTJ harus benar-benar menjadi wisata yang ramah lingkungan dan berbasis masyarakat.

“Dan satu-satunya kebun binatang yang memiliki danau asli buatan alam ya TSTJ ini,” kata Sabar penuh bangga.

Begitu pun dengan Hasan Santosa, keluarga Gesang yang menyempatkan hadir dalam acara tersebut. Menurutnya, even yang digelar tersebut, bukan saja bermakna even budaya.

Even tersebut, baginya, juga memiliki makna mendalam betapa sosok Gesang selama ini masih melegenda dan memberi inspirasi banyak orang. “Saya sangat bahagia. Ternyata Mbah Gesang, masih dikenang banyak orang,” katanya.

(Aries Susanto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya