SOLOPOS.COM - Pemkot Solo menambah sejumlah taman portabel yang sebelumnya hanya diletakkan di kawasan city walk, Jl. Slamet Riyadi. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Upaya Pemkot Solo menambah penghijauan dengan membangun taman portabel belum dibarengi kesadaran warga untuk merawat fasilitas tersebut.

Sejumlah tanaman di taman portabel diketahui raib sehingga Pemkot harus berulangkali mengganti tanaman. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo mendorong warga turut menjaga taman portabel untuk kepentingan bersama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

DLH mencatat ada puluhan tanaman hias di taman portabel yang hilang seiring pengadaan fasilitas tersebut pada tahun ini. Sebagai informasi, taman portabel saat ini tersebar di sejumlah titik yakni city walk Jl. Slamet Riyadi (depan Loji Gandrung dan kawasan Sriwedari) serta kawasan Ngarsapura (jalur pedestrian dan depan KFC).

Baca Juga: Gibran Pengin Belajar Penghijauan Kota dari Risma

Vegetasi di taman portabel rawan hilang karena hanya diwadahi polybag dan ditata di rangka berbahan besi. “Lumayan banyak tanaman yang hilang. Risiko taman model seperti itu memang gampang diambil orang,” ujar Kepala DLH, Gatot Sutanto, kepada Solopos.com, Kamis (21/10/2021).

Gatot menilai belum semua warga sadar tentang pentingnya taman portabel di ruang publik. Selain menambah keindahan kawasan dan menyerap polutan, Gatot mengatakan taman portabel bisa memberi ketenangan psikologis bagi warga yang melintas.

Gatot menyebut aksi pencurian tanaman mestinya tidak terjadi apabila warga sudah memandang fasilitas itu sebagai milik bersama.

Baca Juga: Percantik Kawasan Kota, Pemkot Solo Tambah Taman Portable

“Kami tidak berencana menambah pengawasan atau memberi sanksi warga yang mengambil tanaman. Ini sudah masalah edukasi dan pemahaman. Kami mendorong seluruh warga ikut mendukung penghijauan, minimal dengan menjaga taman yang sudah ada,” ujarnya.

Pemerhati lingkungan yang juga anggota DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan, menyayangkan masih ada warga yang mencari keuntungan sendiri dari keberadaan taman portabel. Ginda menilai perlu kesadaran dan kolaborasi dari warga mengingat tujuan pengadaan fasilitas tersebut adalah untuk penghijauan kota.

Baca Juga: Taman Portabel Bakal Dipercantik Citywalk Solo, Kayak Apa Bentuknya?

“Sulit kalau pengawasan dibebankan semua pada Pemkot. Masyarakat diharapkan ikut menjaga, merawat dan melaporkan apabila ada tangan-tangan jahil,” ujarnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Diduga Sakit, Buruh Pabrik Garmen Semarang Meninggal di Indekos

Diduga Sakit, Buruh Pabrik Garmen Semarang Meninggal di Indekos
author
Anik Sulistyawati Jumat, 29 Maret 2024 - 07:55 WIB
share
SOLOPOS.COM - Petugas melakukan olah TKP penemuan jenazah buruh pabrik Garmen yang meninggal di kamar indekosnya di Desa Randugunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kamis (28/3/2024).(Istimewa)

Solopos.com, UNGARAN – Rumah indekos Desa Randugunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) digegerkan dengan meninggalnya salah seorang penghuni di kamarnya pada Kamis (28/3/2024) sore.

Diketahui korban bernama Koko, 28, warga Banyumas, yang sehari-hari berkerja di sebuah pabrik garmen tidak jauh dari tempat indekosnya. Penemuan jenazah tersebut langsung ditangani oleh Polsek Bergas, dan unit Inafis Sat Reskrim Polres Semarang yang datang langsung ke lokasi kejadian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kapolres Semarang AKBP Achmad Oka Mahendra menyebut, dugaan awal penyebab meninggalnya warga Kabupaten Banyumas tersebut dikarenakan sakit.

“Kapolsek Bergas dan unit Inafis Polres Semarang sudah mendatangi lokasi kejadian, dan dugaan awal sesuai keterangan tetangga kos bahwa korban meninggal karena sakit. Dikarenakan korban sudah 2 hari tidak masuk kerja di salah satu pabrik garmen di Kabupaten Semarang,” ungkap Kapolres Jumat (29/3/2024).

Koran Solopos

Di lokasi kejadian Kapolsek Bergas AKP Wahyono menjelaskan awal korban ditemukan oleh tetangga indekosnya sekitar pukul 17.40 WIB, atau menjelang waktu berbuka puasa. Menurut keterangan tetangga kos korban Yulia,25, warga Kabupaten Purbalingga, korban sudah dua hari tidak masuk kerja.

“Saksi Yulia melihat korban terakhir pada Rabu (27/3/2024) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, sedang bermain game di pintu kamar. Dan pada Kamis dini hari sekitar pukul 03.30 WIB, saksi sempat mengetuk pintu kamar korban untuk membangunkan sahur namun tidak ada reaksi,” beber AKP Wahyono.

Setelah tidak ada reaksi dari dalam kamar korban, kata Kapolsek, saksi meninggalkan lokasi tanpa menaruh curiga apapun. Kemudian pada Kamis (28/3/2024) menjelang waktu berbuka, Yulia melaporkan kecurigaan bahwa korban tidak keluar kamar kepada pemilik indekos yang bernama Kusdi,41.

Emagazine Solopos

“Bersama pemilik kos dan penghuni kos yang lain, melakukan pengecekan dengan memanjat jendela dan melihat kondisi korban dari lubang fentilasi udara, dan korban ditemukan dalam keadaan tertelungkup. Melihat hal tersebut, tetangga korban mencoba mendobrak pintu kamar dan menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia. Selanjutnya pemilik kos melaporkan ke Polsek Bergas,” terang AKP Wahyono.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh unit Inafis dan pihak medis dari Puskesmas Bergas dr. Nida disaksikan Bhabinkamtibmas, Babinsa dan pemilik indekos, mendapat kesimpulan awal korban meninggal kurang lebih 10 jam yang lalu, dan tidak ada tanda tanda kekerasan benda tumpul, benda tajam atau cekikan pada tubuh korban.

Sementara pihak Inafis Polres Semarang yang dipimpin oleh Aiptu Edi Ponco menambahkan sesuai pemeriksaan di kamar korban tidak ditemukan tanda tanda bekas tindak kekerasan.

Interaktif Solopos

“Untuk barang berharga korban tidak ada yang hilang, serta kamar korban juga tidak dalam keadaan berantakan,” ungkap Aiptu Ponco.

Saat ini jenazah sudah disemayamkan di RS Ken Saras Bergas, untuk menunggu pihak keluarga korban.

“Setelah keluarga nanti hadir, akan kami mintai keterangan perihal kondisi kesehatan korban selama ini,” ujar Wahyono.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Dampak Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Sempat Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Sempat Ditutup Sementara
author
Newswire , 
Burhan Aris Nugraha Jumat, 29 Maret 2024 - 07:43 WIB
share
SOLOPOS.COM - Sejumlah calon penumpang tertahan di terminal keberangkatan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (28/3/2024). (Antara/Iggoy el Fitra)

Solopos.com, PADANG PARIAMAN — Sejumlah calon penumpang tertahan di terminal keberangkatan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (28/3/2024).

Kantor Otoritas Bandara Wilayah VI menutup sementara operasional bandara tersebut pada Kamis (28/3) mulai pukul 10.21 hingga pukul 14.00 WIB akibat sebaran abu vulkanik Gunung Marapi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akibat penutupan itu total penerbangan terdampak sebanyak 40 flight untuk untuk kedatangan dan keberangkat dengan jumlah penumpang 4.252 orang.

Koran Solopos

Penutupan sementara tersebut untuk mengantisipasi berbagai hal terutama yang menyangkut aspek keselamatan penerbangan dari dan ke bandara itu.

Dua pesawat udara dibungkus mesinnya untuk menghindari abu vulkanik di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (28/3/2024). (Antara/Iggoy el Fitra)

 

Emagazine Solopos

Kantor Otoritas Bandara Wilayah VI menutup sementara operasional bandara tersebut pada Kamis (28/3) mulai pukul 10.21 hingga pukul 14.00 WIB akibat sebaran abu vulkanik Gunung Marapi. (Antara/Iggoy el Fitra)

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Bermain Masak-masakan, Bocah di Miri Sragen Terkena Semburan Api dan Terluka

Bermain Masak-masakan, Bocah di Miri Sragen Terkena Semburan Api dan Terluka
author
Tri Rahayu , 
Anik Sulistyawati Jumat, 29 Maret 2024 - 07:37 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran. (freepik)

Solopos.com, SRAGEN—Seorang bocah laki-laki di wilayah Desa Jeruk, Kecamatan Miri, Sragen, mengalami luka bakar di bagian wajahnya lantaran terkena semburan api saat bermain masak-masakan dengan menggunakan bahan bakar spirtus, Kamis (28/3/2024). Korban diupayakan ke rumah sakit (RS) dengan menggunakan fasilitas kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Kapolres Sragen AKBP Jamal Alam melalui Kapolsek Miri Iptu Prayitno kepada Solopos.com, Jumat (29/3/2024), mengungkapkan kejadian itu diketahui terjadi pada pukul 14.00 WIB di teras warga di Dukuh Mendalan RT 009, Desa Jeruk, Kecamatan Miri, Sragen. Dia mengatakan korban diketahui masih bocah berumur 11 tahun asal Dukuh Tunjungsari RT 001, Desa Jeruk, Miri, dan masih duduk di Kelas V SD.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Peristiwa itu bermula pada pukul 12.30 WIB, korban bersama dua temannya bermain masak-masakan di depan rumah warga. Mereka bermain menggunakan kompor mainan dari kaleng bekas susu, wajan kecil potongan botol, dan bahan akar spirtun. Saat itu bermain masak-masakan itu, korban menuangkan spirtus ke dalam kompor mainan,” jelas Prayitno.

Koran Solopos

Dia menerangkan kemudian korban menyalakan api pada kompor mainan dengan menggunakan korek api gas. Begitu api dinyalakan, kata dia, tiba-tiba ada semburan api ke atas dan terdengar suara ledakan. Semburan api itu, jelas dia, mengenai korban.

“Mendengar ledakan itu warga keluar rumah dan mendapati korban mengalami luka bakar di wajahnya. Korban langsung diantar pulang dan oleh orang tua dibawa ke rumah sakit. Korban dalam kondisi sadar,” jelasnya.

Camat Miri, Sragen, Ali Rahmanto, berupaya agar korban bisa ditangani rumah sakit dengan menggunakan kartu BPJS sehingga bisa meringankan keluarga. Ali berupaya mencarikan rujukan ke fasilitas kesehatan (faskes) pertama pada Jumat ini sebelum dibawa ke RS.

Emagazine Solopos

“Kami upayakan untuk mencari rujukan dengan BPJS. Semoga Jumat ini bisa diurus,” ujarnya.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories