SOLOPOS.COM - Enam pejabat eselon II yang baru dilantik saling bersenda gurau dan saling memberi selamat di Gedung SMS Sragen, Jumat (8/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Evaluasi kinerja aparatur sipil negara (ASN) dilakukan tim penilaian kinerja. Hasil evaluasi itu menunjukkan masih ada ASN yang tidak mengerti tugas pokok dan fungsinya (tupoksi). Ada juga yang tidak mengerti visi dan misi Bupati Sragen.

Indikasi tersebut diketahui Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat menyusun grand design penataan sumber daya manusia (SDM).
Indikasi itu diungkapkan Yuni, sapaan Bupati, saat memberi pengarahan kepada 265 orang pejabat eselon seusai diambil sumpah dan janji di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Jumat (8/10/2021).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Yuni mengaku pernah diundang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai pembicara dalam diskusi jual beli jabatan. Yuni buka-bukan dalam memimpin Sragen karena ia berusaha menjadi pemimpin yang profesional. Ia mengaku sama sekali anti dengan jual beli jabatan.

Baca Juga: Cerita di Balik Mutasi 265 Pejabat Sragen, Ada yang Nitip Orang

“Saya menilai kinerja itu secara profesional. Sampai tadi pagi sebelum dibacakan, tidak ada satu pejabat pun yang tahu tentang posisi barunya. Inilah rapinya Sragen. Saat bicara di KPK, saya sampaikan bahwa Pilkada itu butuh biaya besar, ya betul. Rugi atau tidak? Kalau berpikirnya untung rugi maka tidak perlu jadi bupati,” paparnya

“Menjadi bupati itu amanah dan tanggung jawabnya kepada Tuhan. Oleh karena menata SDM itu harus bersih dan tidak ada embel-embel apa pun,” katanya lagi.

Yuni membuktikan perkataan tersebut saat memutasi ratusan pejabat. Dia berpesan jalankan amanah di jabatan baru tanpa keraguan dan jangan pernah berkeinginan mundur dari jabatan baru itu. Yuni yakin para pejabat itu mampu dan bisa.

Baca Juga: Bupati Sragen Yuni Sukowati Hobi Banget Memutasi Pejabat, Ini Buktinya

Bagi pejabat yang dimutasi, kata dia, jangan berpikir pendek kemudian dianggap tidak disukai kinerjanya. Jadikan mutasi itu bagian dari tour of duty.

“Sekarang Sragen masuk level 2. Kami ingin mengajak semua ASN untuk berjuang menuju level 1, supaya kehidupan normal, ekonomi bangkit, kemiskinan turun, dan menaikan indeks profesional ASN. Mari berlatih bersama dan segera adaptasi secepatnya. Catatannya, ternyata masih ada ASN yang belum mengerti tupoksinya dan tidak tahu visi dan misi Sragen. Ayo semua lekas berlari,” kata Yuni memotivasi para ASN.

Wanita berkacamata ini berpesan kepada para kepala dinas yang baru supaya tetap bekerja keras dan jangan duduk manis ketika merasa sudah berada di puncak karier ASN. Terutama bagi pejabat eselon II yang sebelumnya jadi camat atau kabag, Ia meminta agar tetap bekerja keras karena semua kinerja ada evaluasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya