SOLOPOS.COM - Warga bergotong royong menyingkirkan puing rumah kontrakan Dedi, 57, di Joho Lor, Giriwono, Wonogiri, yang sebelumnya terbakar, Minggu (20/11/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Kebakaran Wonogiri, empat anak di Joho Lor, Giriwono, selamat dari kebakaran rumahnya.

Solopos.com, WONOGIRI — Sebuah rumah kontrakan yang ditempati Dedi dan keluarganya di Joho Lor RT 002/RW 004, Giriwono, Kecamatan Wonogiri, ludes terbakar pada Minggu (20/11/2016) pagi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian itu. Meski harta bendanya habis terbakar, Dedi masih bersyukur karena keempat anaknya selamat.

Perantau asal Ciamis, Jawa Barat, itu meyakini anaknya selamat karena campur tangan Tuhan. Tuhan dengan kuasa-Nya seolah menggiring anak-anaknya yang berusia tujuh hingga 16 tahun pada Sabtu (19/11/2016) malam itu tidur di rumah tetangga.

Biasanya mereka tidur sekamar dan kalau Minggu mereka bangun pukul 09.00 WIB atau lebih. Dia tak dapat membayangkan jika Sabtu malam itu keempat anaknya tidur di rumah.

“Api muncul dari kamar anak-anak sekitar pukul 08.00 WIB. Istri saya yang kali pertama melihat. Waktu itu saya di sawah. Api dengan cepat membakar kasur busa lalu merembet ke bagian lain. Beberapa menit saja rumah ludes karena dinding rumah ini dari tripleks semua. Kalau anak-anak tidur di kamar itu entah bagaimana nasib mereka,” kisah Dedi gemetaran.

Kurniawati menimpali saat itu setelah menjemur pakaian di samping rumah dia melihat asap tebal di genting. Dia lalu mengecek ke dalam rumah.

Dia mendapati kayu atap di kamar anaknya terbakar. Ada bagian yang terbakar jatuh ke kasur. Api itu dengan cepat membakar kasur.

“Lalu saya teriak minta tolong. Tak lama kemudian pemadam kebakaran datang dan langsung memadamkan api.”

Kepala UPT Pemadam Kebakaran, Endang Istriningsih, menduga api muncul akibat korsleting listrik.

Saat ditemui Solopos.com, Dedi dan keluarganya dibantu warga bergotong royong membersihkan puing-puing rumah. Tangan Dedi hitam terkena abu dan arang.

Ekspresi wajah lelaki 57 tahun itu datar. Sepeda kayuh milik anaknya yang tinggal rangka tergeletak. Lelaki 57 tahun itu mengangkat dan menyingkirkannya.

Dia terus mencari di bawah pecahan-pecahan genting dan di bawah kapas sisa bantal dan guling. Namun, dia tak menemukan barang yang diinginkannya.

“Perhiasan istri saya belum ketemu. TV [televisi] sederhana yang belum lama saya beli ludes. Surat-surat penting juga sudah tak tersisa, terbakar semua,” ucap Dedi.

Warga bergotong royong menyingkirkan puing-puing rumah milik Kisut, 80, itu menggunakan sekop, cangkul, dan ongkong atau gerobak dorong. Sementara Dedi terus mencari perabot yang masih bisa digunakan sebelum puing-puing disingkirkan dari lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya