SOLOPOS.COM - Petugas Pemadam Kebakaran Kota Solo berusaha memadamkan api yang menghanguskan bangunan kafe dan ruko suvenir di Kompleks Museum Radya Pustaka Solo, Senin (8/9/2014). Kebakaran yang menghanguskan bangunan dua kafe dan satu ruko suvenir tersebut menurut warga terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pemilik kafe dan toko di Pusat Jajan Serba Asri (Pujasari) di kompleks Museum Radya Pustaka, Laweyan, Solo, Jawa Tengah yang terbakar, Senin (8/9/2014), meminta pohon trembesi di sekitar lokasi ditebang. Pohon berusia lebih dari 50 tahun berukuran sangat besar itu dikhawatirkan dapat tumbang sewaktu-waktu, mengingat batang utama bagian dalam diduga ikut terbakar.

Pantauan Solopos.com di lokasi kejadian, Selasa (9/9/2014), asap putih terlihat masih mengepul dari salah satu ujung batang pohon tersebut. Penduduk setempat menduga di bagian dalam batang tersebut masih ada bara. Seusai api yang melalap kafe dan toko dipadamkan, Senin lalu, petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke batang pohon itu. Namun, asap masih terus mengepul dari batang pohon tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pohon trembesi itu turut terbakar saat terjadi kebakaran yang melanda dua kafe, Hanny’s Kafe, Kharisma Cafe, dan toko suvenir Barada Art. Api dengan mudah merambat ke pohon setinggi lebih dari 5 meter itu karena cabang-cabangnya berada tepat di atas bangunan yang terbakar. Pohon tersebut tumbuh di belakang Hanny’s dan toko suvenir Barada Art, sekaligus berada di depan Kharisma Cafe. Beberapa cabang pohon sudah dipangkas. Potongan-potongan cabang masih tergeletak di tanah.

Rentan Tumbang
Pemilik Kharisma Cafe, Winarni, 38, mengawasi sejumlah orang yang sedang mengambil besi-besi di kafe miliknya. Perempuan yang biasa disapa Anik itu saat ditemui Solopos.com mengatakan pohon trembesi itu rentan tumbang. Dia menduga bara masih menyala di batang utama bagian dalam pohon itu.

“Kalau bisa ya ditebang saja, karena sangat berisiko. Bisa saja kan pohon ini tumbang sewaktu-waktu. Dan di bawahnya banyak bangunan,” ujar warga Baron Cilik, Bumi, Laweyan, Solo, itu didampingi kerabatnya.

Pemilik toko suvenir Barada Art, Heri, 63, menyampaikan hal senada. Kepada Solopos.com warga Gentan, Baki, Sukoharjo itu mengatakan dinas terkait harus segera turun tangan. Dia juga khawatir pohon itu akan tumbang, karena menurutnya batang sudah keropos akibat terbakar.

Terpisah, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo, Hasta Gunawan, saat dimintai konfirmasi menyampaikan penebangan pohon tidak dapat dilakukan serta merta. Pihaknya bakal mengecek terlebih dahulu untuk melihat kondisi pohon. “Cabang-cabang yang sekiranya bisa membahayakan sudah dikepras. Kalau untuk menebang pohon secara menyeluruh kami harus mengkaji terlebih dulu,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya