SOLOPOS.COM - Kebakaran Pasar Mebel, Ngemplak, Banjarsari, Selasa (6/5/2014). (JIBI/Solopos/Rudi Hartono/dok)

Solopos.com, SOLO — Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Solo, Subagiyo mengatakan tak semua pasar memiliki hidran sebagai antisipasi kebakaran. Menurutnya hanya pasar kelas satu yang memiliki hidran.

“Sebagai antisipasi secara fisik kami telah menyediakan hidran di sejumlah pasar kelas satu seperti Klewer, Singosaren, Gede dan, Nusukan. Selain itu kami juga menyediakan alat pemadam api ringan [APAR],” kata Subagiyo, ditemui Solopos.com, Jumat (9/5/2014).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Subagiyo menyebut jumlah APAR di 43 pasar tradisional di Solo mencapai 600-an unit. “Setiap 100 meter ada satu unit APAR ukuran 3,5 kilogram hingga enam kilogram,” urainya. APAR tersebut secara rutin dicek setahun sekali, meskipun tidak digunakan. “Kami ada anggaran khusus untuk penggantian isi APAR,” ungkap dia.

Selain penyediaan APAR, sambung Subagiyo, DPP juga melakukan berbagai langkah antisipasi kebakaran seperti pembenahan aliran listrik. “Kami memiliki teknisi yang bertugas mengecek instalasi listrik di pasar-pasar besar. Dari segi SDM-nya [sumber daya manusia] kami memberikan pelatihan pengoperasian bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD]3,” jelasnya.

Pengecekan instalasi listrik, kata dia, dilakukan lewat patroli dan pembinaan. “Kami sebenarnya tidak kurang-kurang mengingatkan pedagang agar menggunakan kabel standard dan tidak menyambung listrik sembarangan,” tegas Subagiyo.

Ketika ditanya perihal asuransi, Subagiyo mengakui belum ada asuransi penjamin bagi para pedagang. “Kalau bangunan fisiknya, kami ada asuransi. Karena termasuk aset ya, detailnya ada pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD),” kata dia. Berkaca pada pengalaman, Subagiyo menyebut bakal mewacanakan asuransi bagi pedagang di tiap pasar tradisional.

Pihaknya juga mengakui hilangnya konektor hidran di Pasar Mebel Ngemplak Solo di luar perkiraannya. “Kami tidak menyangka kalau benda seperti itu ternyata dapat menjadi incaran orang tidak bertanggungjawab. Padahal kami terus melakukan pengawasan. Hilangnya konektor itu terus terang baru diketahui saat akan digunakan,” pungkas Subagiyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya