SOLOPOS.COM - Sejumlah warga menyaksikan puing sisa kebakaran di rumah warga Dusun Popongan, Sinduadi, Mlati, Sleman, Rabu (12/8/2015). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Kebakaran Sleman terjadi Rabu (12/8/2015) siang.

Harianjogja.com, SLEMAN – Ledakan keras mewarnai kebakaran yang melalap rumah Dodik, 38, di Dusun Popongan, Sinduadi, Mlati, Sleman, Rabu (12/8/2015) siang. Puluhan warga berdatangan menuju lokasi ledakan dan berusaha memadamkan api yang sudah membesar di rumah semi permanen itu.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 11.15 WIB, Rabu (12/8/2015). Rumah korban dalam keadaan kosong ditinggal bekerja. Sedangkan satu anaknya saat itu masih sekolah. Salahsatu saksi mata, Pariyah, 53, menceritakan, suara ledakan yang diduga berasal dari arus pendek aliran listrik bersamaan dengan api yang melalap rumah bagian atas. Pariyah tinggal di sebelah rumah korban berjarak dua meter. Saat itu ia juga diyakinkan oleh cucunya bernama Danang yang baru saja pulang sekolah, tentang adanya suara ledakan.

“Saya keluar bersama dengan cucu saya Danang. Api sudah membesar di bagian atas rumah, saya berteriak minta tolong,” ungkapnya saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (12/8/2015).

Lain halnya dengan Evi, 30, yang juga adik ipar korban. Meski rumahnya berhimpitan dengan titik kebakaran, tapi saat kejadian ia sedang menjemput anaknya di sekolah, yang lokasinya masih satu kampung. Tetapi ketika perjalanan pulang, Evi melihat asap membumbung tinggi. Bersamaan dengan itu pula kampungnya mulai kebingungan dengan kejadian kebakaran tersebut.

“Saya deg-degan karena melihat asap tinggi itu di dekat rumah saya dan ternyata rumah adik ipar saya, saya sebisanya membantu memadamkan,” ungkap dia.

Kondisi lokasi kejadian susah dijangkau dengan kendaraan roda empat. Selain itu termasuk kawasan pemukiman padat. Ratusan warga, kata Evi, berjibaku dengan peralatan seadanya untuk memadamkan api. Listrik satu kampung juga langsung dipadamkan. Tindakan cepat itu dilakukan agar api tidak melalap bangunan lainnya. Mengingat banyak bangunan semi permanen di kawasan tersebut, termasuk berbahan bambu dan kayu yang mudah terbakar.

Warga juga berusaha menyelamatkan perabotan dari dalam rumah korban. Selain itu warga yang rumahnya berdekatan dengan titik api juga mengeluarkan sejumlah harta bendanya mulai dari pakaian hingga kasur dan sejumlah surat berharga.

“Takut karena apinya tinggi, apalagi rumah saya dekat,” kata dia.

Setelah sekitar 30 menit api membakar, warga berhasil menjinakkannya. Beberapa menit kemudian pemadam kebakaran tiba di lokasi.

Sebelumnya Kepala UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Sleman Ismu Achmad Widodo mengatakan musim kemarau rawan terjadinya kebakaran. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Berdasarkan data UPT Damkar Sleman, jumlah kasus kebakaran pada 2012 mencapai 81 peristiwa, 2013 turun menjadi 67 kejadian dan 2014 menjadi 90 kasus. Sedangkan 2015 ada indikasi tren kenaikan. Mengingat, memasuki semester pertama tercatat 55 peristiwa kebakaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya