SOLOPOS.COM - Warga membuang sisa-sisa kebakaran rumah di jalan Setyabudi 68, Cinderejo, Banjarsari, Solo, Senin (18/2/2013). (Maulana Surya/JIBI/SOLOPOS)

Warga membuang sisa-sisa kebakaran rumah di jalan Setyabudi 68, Cinderejo, Banjarsari, Solo, Senin (18/2/2013). (Maulana Surya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Rumah tempat usaha konveksi milik Yanti Santoso di Jl Setia Budi No 68, Gilingan RT 001/RW 004, Banjarsari, Solo, nyaris ludes dilalap si jago merah, Senin (18/2/2013) pukul 18.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu, namun kerugian yang diderita pemilik usaha itu diperkirakan mencapai lebih dari Rp10 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi kejadian, peristiwa itu kali pertama diketahui oleh salah satu penghuni rumah, Wihan, 43.

Kepada wartawan ia menguraikan, saat berada di dalam rumah ia mencium bau pengap. Semakin lama bau itu semakin mengganggu. Wihan mengira bau itu berasal dari tumpukan sampah di dekat rumahnya yang sengaja dibakar orang. Ia pun bergegas keluar rumah untuk mengecek.

Saat berada di luar rumah itu lah ia melihat kepulan asap keluar dari ventilasi ruang jahit. Selain itu, ia juga melihat kobaran api muncul di atap. Menyadari rumahnya terbakar ia lalu meminta tolong warga sekitar. Warga berusaha memadamkan api dengan air seadanya. Tak lama berselang api berhasil dipadamkam setelah satu unit pemadam kebakaran diterjunkan.

“Kebakaran di rumah orangtua saya ini sudah kali ketiga. Dulu ruang jahit ini juga pernah terbakar, tapi enggak separah ini,” ungkap Wihan seusai api berhasil dipadamkan. Ia menaksir kerugian yang diderita orangtuanya mencapai lebih dari Rp10 juta.

Dari pantauan , api menghanguskan lima unit mesin jahit listrik, dua almari pakaian dan puluhan potong pakaian yang berada di ruang jahit. Tak hanya itu, api juga membakar kayu penopang atap. Beruntung, kerusakan tersebut tak membuat atap roboh. Kebakaran terjadi diduga akibat korsleting.

Salah satu pekerja di tempat usaha itu, Seno, 34, mengatakan biasanya para pekerja mencabut kabel listrik di mesin jahit setelah selesai bekerja. Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat kebakaran serupa pernah terjadi dua kali.

“Kemungkinan ada salah satu pekerja yang lupa mencabut kabel listrik di mesin jahit. Akhirnya ya korsleting seperti dulu lagi,” kata Seno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya