SOLOPOS.COM - Belasan tabung elpiji 3 kg yang masih utuh dalam kebakaran yang menghabiskan enam bangunan rumah toko di Desa Serag, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Minggu (2/7/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kebakaran Ponorogo, pemilik ruko yang terbakar di Desa Serag mengalami kerugian hingga Rp500 juta.

Madiunpos.com, PONOROGO — Pasangan Astutik dan Mislan tidak menyangka perayaan hari ketujuh Idulfitri 2017 menjadi hari nahas bagi mereka. Rumah toko yang menjadi mata pencaharian utama mereka ludes dilalap api akibat pertamini di dekat rukonya di Desa Serag, Kecamatan Pulung, Ponorogo, meledak, Minggu (2/7/2017).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Perasaan shock tidak bisa dipendam keduanya setelah melihat seluruh barang dagangannya habis terbakar. Dua rumah toko yang difungsikan sebagai toko sembako dan gudang semuanya lenyap dalam waktu sekitar satu jam.

Astutik dengan wajah pucat pasi bercerita ia membuka toko itu sekitar pukul 06.30 WIB seperti biasa. Pada hari itu, yang bertepatan dengan hari pasaran dan perayaan Lebaran Syawalan, banyak pembeli di tokonya.

Saat masih sibuk melayani pembeli, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari pertamini yang hanya berjarak lima meter dari tokonya. Tanpa diberi aba-aba, pembeli yang berjubel di tokonya langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri. (Baca juga: Mesin Pertamini di Pulung Meledak karena Korsleting)

Api dengan cepat menyambar bangunan ruko di kanan dan kiri pertamini. “Saya saat itu masih memegang uang Rp1 juta dari pembeli rokok. Barang berupa rokoknya ikut terbakar. Kemudian saya lari menyelamatkan diri,” kata dia saat ditemui di rumahnya di Desa Kesugihan, Kecamatan Pulung.

Sebelum keluar dari ruko yang terbakar, Tutik sempat membawa sejumlah barang dagangan berupa rokok keluar dari ruko. Setelah itu ruko tersebut terbakar dan api semakin membesar.

Sebelum kebakaran, pada hari sebelumnya ia mengisi tokonya itu dengan berbagai barang dagangan yang diangkut dua mobil. Mulai dari rokok, gula, beras, mi instan, telur, dan lainnya.

“Kemarin pas Lebaran kan barang dagangan habis, Sabtu lalu baru diisi barang dagangan lagi. Kok tahu-tahu hari ini ludes terbakar,” ujar Tutik.

Saat kebakaran terjadi, Mislan sedang di rumah. Tidak seperti biasanya, ia selalu menemani istrinya berjualan di ruko itu.

Saat api membakar toko dan gudang sembako miliknya, ia hanya bisa melihat dari kejauhan api melahap mata pencahariannya itu. Dia memperkirakan kerugian dari musibah tersebut sekitar Rp500 juta dari dua bangunan ruko dan dagangan.

Mengenai keberadaan pertamini di dekat ruko itu, Mislan mengatakan sudah beberapa kali memperingatkan pemilik usaha tersebut karena di lokasi ruko juga ada yang berjualan makanan. “Di warung makan dekat pertamini itu juga penggunaan kompor terus menerus. Kami takut kenapa-kenapa, makanya kami menegur pemilik pertamini. Selain itu, pemilik pertamini juga belum meminta izin kepada kami,” terang dia.

Mislan mengaku saat ini kebingungan setelah tokonya ludes dilalap api. Dia kebingungan kepada siapa untuk meminta ganti rugi atas kerugian yang dideritanya.

“Saya bingung yang mau mengganti kerugian ini siapa. Kami berpasrah kepada aparat kepolisian saja,” ujar dia pasrah.

Kasus kebakaran yang membakar enam ruko di Desa Serag dipicu dari ledakan pertamini di dekat kompleks pertokoan itu masih ditangani aparat Polsek Pulung. Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran dan meminta keterangan saksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya