SOLOPOS.COM - Sukarelawan berupaya memadamkan kobaran api yang melalap hutan di Gunung Merapi. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Kebakaran Merapi, TNGM memutuskan menutup jalur pendakian Gunung Merapi hingga Akhir November.

Solopos.com, BOYOLALI–Kebakaran di kawasan hutan lindung Gunung Merapi masih belum bisa dipadamkan, Selasa (3/11/2015).  Akibat kebakaran tersebut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) memutuskan menutup jalur pendakian Gunung Merapi sampai akhir November.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Anggota staf Pengendali Ekosistem BTNGM Resor Selo, Boyolali, Wahid Hadi Wibowo, mengatakan KLHK mengeluarkan pengumuman No.PG05/BTNGM/Ren/2015 tentang Penutupan Jalur Pendakian dan Kegiatan di Dalam Kawasan Gunung Merapi.

Melalui pengumuman tersebut BTNGM memutuskan menutup jalur pendakian Gunung Merapi mulai 2 November-30 November.

“Keputusan menutup jalur pedakian merapi tersebut dilakukan agar tidak terjadi korban jiwa dan mengganggu petugas pemadaman,” ujar Wahid saat ditemui Solopos.com di Kantor BTNGM Resor Selo, Boyolali, Selasa.

Wahid mengatakan kebakaran hutan Merapi sampai saat ini belum bisa dipadamkan. Dari enam titik kebakaran yang ada di Desa Klakah, Selo sejak Senin (2/11/2015), lima di antaranya sudah berhasil dipadamkan. Sementara satu titik api yang berada di Dukuh Bakalan belum dapat dipadamkan. Satu titik api yang sekarang masih ada merupakan sisa api kemarin.

“Kami memadamkan api sampai pukul 16.50 WIB karena kabut mulai turun. Satu titik api yang belum bisa dipadamkan kemudian ditinggal ke bawah dan pemadaman dilanjutkan hari ini [Selasa],” kata dia.

Ia mengatakan pemadaman kebakaran kali ini melibatkan tim gabungan dari TNI, Polri, sukarelawan, dan BPBD dengan jumlah personel sebanyak 20 orang.  Menurut dia, satu titik api yang masih ada sekarang mengarah ke atas.

“Kebakaran hutan Merapi melalap sejumlah vegetasi seperti semak belukar, pohon akasia atau soga, puspa cemoro gunung, dan tanaman milik warga,” kata wahid.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng, Sarwa Pramana, mengatakan akibat kebakaran di Merapi sebanyak 25 hektare hutan lindung terbakar. Anggota BPBD Soloraya seperti Klaten, Boyolali, Solo dikerahkan untuk ikut membantu pemadaman api.

“Kami membantu logistik berupa masker, kacamata, sepatu, dan alat pemadaman lainnya kepada sukarelawan. Harapanya dengan banyaknya sukarelawan yang membantu memadamkan api kebakaran segera padam,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya