SOLOPOS.COM - Api kebakaran Lawu mendekati permukiman warga setempat, Minggu (25/10/2015). (JIBI/Madiunpos.com/Istimewa-KSR PMI Kabupaten Magetan)

Kebakaran Lawu, Bupati Karanganyar mengkritik langkah Perhutani dalam memadamkan kebakaran Gunung Lawu.

Solopos.com, KARANGANYAR–Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengkritik peran Perhutani terkait upaya pemadaman kebakaran di hutan Gunung Lawu beberapa pekan terakhir.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Peran Perum Perhutani dalam pemadaman api dinilai tidak terlihat. Pernyataan tersebut disampaikan orang nomor satu di Bumi Intanpari saat ditemui wartawan seusai mengikuti Salat Istisqa meminta hujan, di Alun-alun Karanganyar, Senin (26/10/2015).

“Masukan dan kritikan yang kami terima, [Perum Perhutani] justru tidak terlihat saat terjadi kebakaran seperti ini. Sebenarnya posisi kami kan membantu saja. Yang paling tahu kondisi hutan, titik mana saja yang berpotensi terbakar, kan Perhutani,” kata dia.

Yuli, panggilan akrabnya, menjelaskan Pemkab Karanganyar telah mengambil langkah untuk mencegah merembetnya api dari Cemoro Sewu, Plaosan, Magetan, ke Karanganyar. Upaya tersebut dilakukan dengan melokalisasi api, bersama para sukarelawan.

Beberapa mobil pemadam kebakaran (damkar) telah dikerahkan sejak Minggu (25/10/2015) untuk memadamkan api. Kendati belum sampai ada peningkatan status menjadi Siaga 1, seluruh jajaran diminta standby 24 jam.

“Salut bagi para sukarelawan,” ujar dia.

Maraknya kebakaran hutan di Gunung Lawu, Yuli menilai perlunya penambahan papan peringatan kepada para pendaki. Sosialisasi atau penyuluhan kepada para calon pendaki pun perlu dilakukan. Tujuannya supaya pendaki tidak mengancam keselamatan hutan.

Kebakaran hutan terus menerus berpotensi mengancam ketersediaan air bersih masyarakat Karanganyar. Ke depan, Pemkab akan menggalakkan penanaman kembali pohon di lahan yang terbakar. Semua pihak diharapkan berpartisipasi menanam pohon.

“Begitu masuk musim penghujan, langsung kami gerakkan penanaman kembali pohon. Reboisasi harus dilakukan terus menerus, dengan partisipasi semua pihak. Bila perlu kami buat aturan supaya setiap pendaki harus menanam pohon di hutan Gunung Lawu,” urai dia.

Terpisah, Kabid Damkar DKP Karanganyar, Heru Sugiyatmo, saat dihubungi Solopos.com, mengatakan dua unit mobil damkar masih disiagakan di Pos Cemoro Kandang. Belum ada kepastian sampai kapan armada tersebut disiagakan di pos tersebut.

Heru menerangkan selain dilakukan penyemprotan air, sejumlah sukarelawan membuat sekat-sekat alami. Tujuannya supaya api tidak mudah menjalar dan meluas.

“Untuk ada banyak sukarelawan Gunung Lawu yang perannya sangat vital,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya