SOLOPOS.COM - Kondisi hutan Gunung lawu yang terbakar 16 Oktober 2015 (Istimewa)

Kebakaran Lawu, hutan di petak 40 RPH Tlogodlingo terbakar.

Solopos.com, KARANGANYAR–Lahan seluas 19 hektare (ha) di petak 40 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tlogodlingo Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara terbakar, Jumat (16/10/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kebakaran terjadi sejak pukul 09.00 WIB. Namun, titip api saat itu masih kecil. Api semakin membesar pada pukul 13.00 WIB. Asap pekat mengepul dari salah satu bukit di Dukuh Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Tawangmangu.

Ekspedisi Mudik 2024

Asap mengepul dari sejumlah lokasi. Diduga, titik api tidak berada pada satu lokasi. Bahkan api terlihat jelas dari salah satu wilayah di Tlogodlingo.
Hutan yang terbakar didominasi tanaman pinus dan semak. Angin kencang mengakibatkan api semakin berkobar.

Sebanyak 50 orang dari sukarelawan, forum kemitraan polisi masyarakat (FKPM), Polsek Tawangmangu, Koramil Tawangmangu, dan petugas Perhutani turun tangan. Mereka memadamkan api secara manual.

“Iya, ini saya sedang di lokasi. Kami sedang berupaya memadamkan api. Wah titik api banyak. Kami belum bisa cek detail. Lokasinya agak bawah dari lokasi kebakaran hutan sebelumnya,” kata Kepala RPH Tlogodlingo BKPH Lawu Utara, Sutiman, saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Sebelumnya, lahan seluas 90 ha di Petak 62 L RPH Dukuh Tlogodringo, Desa Gondosuli, Tawangmangu BKPH Lawu Utara terbakar pada Kamis-Jumat (20-21/8/2015). Namun, Sutiman menjelaskan kebakaran kali itu tidak terlalu parah apabila dibandingkan kebakaran bulan lalu.

Kapolres Karanganyar, AKBP Mahedi Surindra, melalui Kapolsek Tawangmangu, AKP Riyanto, menjelaskan api masih ada tetapi tidak besar. “Pemadaman manual dilakukan untuk membuat api tidak menyebar ke lokasi lain. Api sudah mulai kecil,” tutur dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Sementara itu, Asisten Perhutani BKPH Lawu Utara, Arief Nurjati, mengungkapkan kebakaran diduga terjadi karena cuaca terik sehingga menyulut bara api sisa kebakaran sebelumnya. Arif menjelaskan pemadaman api secara manual dengan membuat ilaran.
“Pada lapisan tanah masih panas setelah kebakaran sebelumnya. Tadi begitu terik. Kemungkinan hal itu yang menyulut api. Kami membuat ilaran di batas terluar area terbakar untuk mencegah api menyebar,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya