<p><strong>Solopos.com, PEKANBARU</strong> — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mengakui pada periode Januari hingga akhir Mei 2018, lahan gambut yang terbakar lebih luas dibandingkan periode sama tahun lalu. Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan data menunjukkan luas lahan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180503/495/914092/kebakaran-wonogiri-rumah-warga-purwosari-terbakar-saat-ditinggal-ke-ladang" target="_blank">terbakar</a> mencapai 1.870,96 hektare.</p><p>"Kalau dibandingkan periode sama tahun lalu, memang naik 50%-70%, karena Januari sampai Maret tahun ini sedang musim kering," katanya, Jumat (25/5/2018).</p><p>Karena kondisi itu, terjadi sejumlah kebakaran lahan di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kota Dumai. Namun, kebakaran lahan gambut tidak dapat dipadamkan dengan cepat.</p><p>Penyebabnya, peralatan pemadaman belum siap dan juga belum ada dukungan tindakan bom air (<em>water bombing</em>). Keterlambatan ini memicu meluasnya <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180428/490/913244/habis-dibersihkan-gudang-kayu-di-trangsan-sukoharjo-terbakar" target="_blank">kebakaran</a> di daerah itu. Namun setelah itu memasuki April dan Mei, antisipasi pemadaman kebakaran lahan telah berjalan maksimal.</p><p>"Saat ini sesuai hasil rapat koordinasi tim satgas karhutla Riau, akan dilakukan perpanjangan status siaga darurat karlahut supaya langkah antisipasi bisa terus berjalan," katanya.</p>
Promosi Peneliti Harvard Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan lewat Digitalisasi