SOLOPOS.COM - Suwardi, 45, warga Dukuh Moyogan, Desa Somokaton, Karangnongko tergolek di ruang melati RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Jumat (5/8/2016). Suwardi bersama istrinya, Warsini, mengalami luka bakar dari ledakan gas di dapur rumah mereka, Senin (1/8/2016). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Kebakaran Klaten menimpa pasutri yang terkena ledakan elpiji.

Solopos.com, KLATEN–Di kamar isolasi ruang melati lantai III RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Suwardi, 45, tergolek lemas. Selimut bergaris hitam dan putih menutup dada hingga kakinya. Kedua tangannya terbalut perban. Sementara, wajah pria asal Dukuh Moyogan, Desa Somokaton, Kecamatan Karangnongko tersebut menghitam, bekas lukas bakar. Selang infus menempel di tangan kirinya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejak Kamis (4/8/2016) sore, ruangan Suwardi dirawat dipindah dari ruang ICU ke kamar isolasi ruang melati. Sementara, sang istri, Warsini, 45, masih dirawat intensif di ruang ICU.
Luka yang dialami Suwardi dan Warsini disebabkan ledakan gas dari elpiji 3 kg pada Senin (1/8/2016) lalu. Peristiwa terjadi ketika Suwardi mau mengangkat jajanan pasar yang digoreng di dapur rumahnya. Saat mendatangi dapur, ia mendengar suara mendesis serta bau gas dari tabung elpiji 3 kg.

Suwardi lantas melepas tabung gas dari regulator yang masih menempel. Namun, gas yang keluar semakin banyak. Ia lantas membawa tabung tersebut untuk dimasukkan ke bak air hingga tak ada lagi gas yang keluar dari tabung tersebut. “Saya tunggu sampai tidak ada gelembung air,” kata Suwardi saat ditemui wartawan di RSUP, Jumat (5/8/2016).

Ia kembali ke dapur berniat meniriskan jajanan pasar berupa lumpia yang sudah matang. Di saat bersamaan, Warsini mendatangi dapur tersebut dan menyalakan kompor lainnya. Api dari kompor menyambar gas yang masih tertahan dalam ruangan dapur. Hingga terjadi ledakan.
“Istri masuk menyalakan kompor, mungkin pemicunya itu. karena ruangan dapur sempit, jadi gas masih mbulek. Apalagi sudah malam, angin-angin ditutup,” ungkapnya.

Akibat peristiwa itu, Suwardi dan Warsini mengalami luka bakar. Oleh tetangga, pasangan suami istri itu lantas dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan. “Saat itu anak saya yang berumur delapan tahun ada di dekat saya. Alhamdulillah, tidak apa-apa,” urai dia.

Suwardi mengalami luka bakar pada kedua tangan, kedua kaki, serta wajahnya. Luka bakar yang ia alami sekitar 29 persen dari total tubuhnya. Sementara, Warsini mengalami luka bakar sekitar 35 persen. Warsini hingga Jumat masih dirawat intensif di ICU. Beberapa luka bakar yang dialami perempuan itu seperti pada bagian dada dan sekitar leher.

Suwardi mengatakan berjualan jajanan pasar merupakan sumber penghasilan utama keluarga tersebut. Ia bersama istrinya menjalankan usaha itu sekitar lima tahun terakhir. Warsini bertugas untuk berjualan jajanan tersebut ke Pasar Kembang, Kemalang. Sementara, Suwardi juga berjualan keliling ke sekolah dengan menjajakan satai usus.

Atas peristiwa itu, kedua anak pasangan itu berumur 20 tahun dan delapan tahun tinggal bersama kerabatnya. Sementara, Suwardi dan Warsini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Ayah Suwardi, Manto Tugiman, 70, menuturkan berjualan jajanan pasar menjadi penopang hidup pasangan itu. Manto mengaku saat peristiwa terjadi ia melihat anaknya berlari keluar rumah dan bergulung-gulung di halaman untuk memadamkan api di bajunya. Sementara, Warsini tergeletak di dapur.

Manto menjelaskan biaya perawatan sejak Senin malam hingga Jumat mencapai Rp30 juta. Ia pun tak mengetahui secara pasti total biaya yang harus ditanggung hingga anak dan menantunya sembuh dan diperbolehkan pulang. Manto hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan dari sejumlah pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya