SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Kebakaran di lahan hutan milik Perhutani di Bukit Jabalkat, Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (12/9/2019), berskala lebih besar dibandingkan kebakaran sebelumnya pada Rabu (4/9/2019) lalu.

Kebakaran yang berlangsung selama kurang lebih 12 jam itu diduga akibat ulah orang yang sengaja membakar sampah dekat hutan. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, kobaran api awalnya diketahui warga, Kamis pukul 09.00 WIB.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hutan di Bukit Jabalkat yang terbakar mencakup wilayah Desa Paseban, Desa Krakitan, dan Desa Krikilan. Jarak kobaran api dengan permukiman warga berkisar 0,5 kilometer-1 kilometer.

Khusus di lereng barat, jarak api dengan permukiman berkisar 300 meter. Total lahan yang terbakar mencapai kurang lebih 25 hektare. Tak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran tersebut.

Sulitnya akses menuju lokasi kebakaran, membuat sukarelawan, prajurit TNI/Polri, dan elemen masyarakat lainnya hanya memadamkan kobaran api secara manual. Api baru dipadamkan sekitar pukul 21.00 WIB.

Para petugas pemadam kebakaran terdiri dari Tagana Klaten, MPA Bayat, KSB Pandanaran, RKN Ngawen, Koramil Bayat, Polsek Bayat, TRC BPBD Klaten, Bagana Banser, Rescue Klaten Timur, RPU Jabalkat 884, RLW Sambilencir, SAR Klaten, Damkar Klaten, MDMC Klaten, dan warga sekitar.

“Seluruh sukarelawan, prajurit TNI/Polri, warga, dan semuanya all out memadamkan kobaran api. Total sukarelawan yang terlibat pemadaman hingga malam hari itu sekitar 500 orang. Angin yang begitu kencang, sinar matahari yang menyengat mengakibatkan api cepat merembet. Luasan terdampak kebakaran kali ini hampir sama dengan kejadian pada 2017,” kata Ketua Sukarelawan Pandanaran Bayat, Kusdaryatno alias Nano, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (13/9/2019).

Nano menduga kebakaran yang sering terjadi di Bukit Jabalkat Bayat akibat ulah manusia yang tak bertanggung jawab. Terjadinya kebakaran diyakini berawal dari orang yang sengaja membakar sampah berupa daun kering di kawasan bukit.

“Saya meyakini pemantik apinya karena dibakar [ada aktivitas pembakaran yang dilakukan orang tak bertanggung jawab]. Kami pun belum bisa memastikan siapa orangnya. Kebakaran [di Bukit Jabalkat] tak disebabkan puntung rokok. Selain memadamkan kobaran api, kami juga mengawasi kondisi hutan. Selain itu, kami aktif memberikan edukasi ke warga [agar jangan membakar sampah di dekat hutan],” katanya.

Sekretaris Desa (Sekdes) Paseban, Sudibya, mengatakan pemerintah desa (pemdes) memperoleh laporan kebakaran di Bukit Jabalkat dari masyarakat setempat. Berkat usaha dari sukarelawan, warga, prajurit TNI/Polri, dan elemen pemadam lainnya, kobaran api dapat dipadamkan, Kamis malam.

“Informasi yang kami terima, kejadian bermula di dekat Gua Maria Marganingsih. Terus, api merembet ke tebing Jabalkat,” katanya.

Sebelumnya, kebakaran pernah melanda hutan milik Perhutani di Bukit Jabalkat, Rabu (4/9/2019) pukul 08.30 WIB. Musibah kebakaran melanda hutan seluas kurang lebih dua hektare. Api dapat dipadamkan secara manual pukul 10.35 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya