SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Antara)

Kebakaran Bantul meningkat pada musim kemarau ini.

Harianjogja.com, BANTUL– Angka kebakaran di musim kemarau di Bantul meningkat drastis. Sepanjang kemarau tahun ini sudah terjadi 11 kali kebakaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan, jumlah kebakaran selama kemarau atau sekitar dua bulan terakhir, naik 50% dibanding periode kemarau tahun lalu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam beberapa kali kasus kebakaran tahun ini. “Naiknya cukup drastis,” terang Dwi Daryanto, akhir pekan lalu.

Kebakaran paling banyak terjadi di perumahan penduduk, tempat usaha dan disusul kebakaran lahan dalam jumlah kecil. Menurut Dwi Daryanto kebakaran sangat rentan terjadi saat kemarau karena kekeringan merebak di mana-mana. Bahkan kata dia, pernah peristiwa kebakaran terjadi dua hari berturut-turut. “Sedikit saja pemicu kebakaran bisa langsung membesar karena kering dan angin bertiup kencang,” ujarnya.

Kekeringan tahun ini diprediksi akan lebih parah dibanding tahun lalu, diperkirakan berlangsung hingga November. Selain kekeringan, kelalaian warga menjadi pemicu terbesar kebakaran. Sebagian besar kebakaran dikarenakan hubungan arus pendek listrik.

Ia meminta warga berhati-hati selama musim kemarau ini dengan memeriksa instalasi listrik di rumah masing-masing. BPBD lanjut Dwi telah bekerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menyosialisasikan potensi kebakaran akibat arus pendek.

Ditambahkanya, kendati kebakaran meningkat, BPBD Bantul tidak dilengkapi dengan fasilitas mobil pemadam kebakaran yang memadai. BPBD Bantul hanya memiliki dua unit mobil pemadam kebakaran. “Padahal idealnya butuh tujuh unit mengingat jangkauan wilayah yang cukup luas,” paparnya.

?Pegiat Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatan Piyungan, Ahmad Yani mengatakan, siaga kebakaran lahan tetap harus ditingkatkan, meski sejauh ini kebakaran lahan cukup kecil dibanding kejadian di perumahan.

“Tahun lalu, kebakaran lahan cukup banyak,” kata Ahmad Yani. Kebakaran lahan diantaranya disebabkan pembakaran sampah oleh masyarakat yang tidak dipadamkan dan ditinggalkan begitu saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya