SOLOPOS.COM - pewarna makanan (ilustrasi/JIBI/dok)

Keamanan makanan Malang, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang memperoleh 9 hak paten pewarna makanan alami.

Madiunpos.com, MALANG–Dosen Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Elfi Anis Saati mengantongi 9 hak paten pewarna makanan alami dari Ditjen Dikti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Munculnya hak paten pewarna makanan alami dari bunga itu berawal dari keprihatinan Anis terhadap pewarna tekstil yang digunakan di makanan.

“Karena saya orang gizi, maka perhatian saya lebih ke arah keamanan pangan,” tutur Elfi yang juga auditor halal Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia, Jawa Timur ini, di Malang, Rabu (31/8/2016).

Karena temuannya dipandang sebagai produk yang sehat, aman dan halal, maka dia juga memperoleh  penghargaan sebagai salah satu dari lima poster produk halal terbaik di dunia pada gelaran World Halal Research 2011 oleh Halal Industry Development Corporation (HDC) Global di Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurut dia, pewarna tekstil memang membuat warna makanan terlihat lebih mencolok dan tampak menarik, sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsinya karena tampilan visual yang menggoda.

Padahal  warna yang mencolok itu justru patut dicurigai menggunakan pewarna tekstil yang dapat merusak tubuh.  Keresahan itu lantas mengantarkannya pada penemuan fungsi ekstrak pigmen bunga mawar merah sebagai zat pewarna dan antioksidan alami.

Proses awalnya,  dia mengamati bunga cacar air yang warnanya dapat larut dalam air sehingga dia menyimpulkan antosianin atau pigmen bunga yang dapat larut dalam air ini dapat diolah menjadi bahan pewarna makanan yang berdampak membuat makan lebih sehat.

Elfi pun kemudian meramu antosianin dengan beberapa asam, seperti asam sitrat dan asam asetat, sehingga warna yang dilahirkan aman dikonsumsi manusia dan aman bagi lingkungan.

Dia rela mengunjungi berbagai kampus terkemuka di Indonesia hingga Australia untuk mengidentifikasi struktur molekul mawar merah. Selain mawar merah, ia juga mengambil zat pewarna dari anggur, kulit buah naga, ubi, bunga kana, bayam merah, turi merah, dan berbagai sumber lainnya yang dijamin keamanannya. Selain itu, pewarna alami milik Elfi juga memiliki warna yang cantik, sehingga tetap dapat terlihat menarik di mata konsumen.

“Manfaat antosianin pada bunga sangatlah banyak karena sifatnya yang larut dalam air. Selain dapat menjadi bahan warna alami makanan, ia juga bersifat anti-oksidan, anti-herbal, anti-akrobia, menghambat mikroba, bahkan dapat menambah awet muda dan mencegah penyakit kulit,” paparnya.

Elfi juga mengungkapkan telah memproduksi antoksianin mawar dalam bentuk tablet effervescent. Tablet ini merupakan salah satu penemuannya yang telah diujicobakan pada tikus oleh anaknya yang berprofesi sebagai dokter. Hasilnya, pewarna tersebut berfungsi sebagai pelindung hati dan ginjal tikus.

Dia juga mengaku penemuannya sempat diminati salah satu produsen kosmetik nasional untuk digunakan sebagai pewarna hand and body lotion. Hasil risetnya itu juga mengundang tawaran dari berbagai negara, seperti Malaysia dan Korea yang tertarik membelinya, namun dia  menolak tawaran-tawaran itu lantaran baginya, bunga-bunga yang ditelitinya merupakan bagian dari kekayaan alam bangsa ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya