SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MADRID – Salah satu finalis Liga Champions musim ini, Liverpool, termasuk tim yang beruntung di final Liga Champions. Dalam delapan kali penampilan di final, tim asal Merseyside memborong lima Si Kuping Lebar, julukan trofi Liga Champions.

Tapi kondisi itu berkebalikan dengan nasib pelatih mereka saat ini, Jurgen Klopp. Der trainner asal Jerman ini dua kali membawa anak buahnya ke partai puncak turnamen paling elite di Benua Biru. Pertama, bersama Borussia Dortmund pada 2013. Kedua, bersama Liverpool pada musim lalu. Dua-duanya pun berakhir dengan kekalahan untuk Klopp!

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bersama Dortmund, pelatih kharismatik ini harus menerima kenyataan pahit kalah dari Bayern 1-2 pada final sesama tim jerman di Wembley. Sedangkan musim lalu, Liverpool secara tragis dihajar Real madrid 1-3. Kekalahan di partai puncak yang digelar di Kiev Ukraina tersebut dibumbui berbagai drama, termasuk cedera Mohamed Salah di babak pertama setelah dilanggar keras kapten Madrid, Sergio Ramos.

Klopp sendiri mengakui tidak takut dengan bayang-bayang kegagalannya di dua kali final Liga Champions ketika mendampingi Liverpool melawan Tottenham Hotspur pada babak pamungkas di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB.

Klopp sudah memahami hikmah di balik tragedi kekalahan sejak menjadi pelatih dan pemain Mainz selama kurang lebih 18 tahun. Mantan mentornya di Mainz, Wolfgang Frank, yang mendidiknya untuk bangkit lebih kuat (come back stronger) setelah peristiwa pahit.

“Dia [Wolfgang Frank] adalah pengaruh terbesarku. Saya belahar di sana bahwa hal terbesar dari kekalahan membuat Anda bisa bangkit dengan merasa lebih kuat,” ujar Klopp, seperti dilansir uefa.com, Senin (27/5/2019).

Ada beberapa alasan kenapa Liverpool bersama Klopp bisa bangkit dari kekalahan pahit di final musim lalu. Di final kali ini, Liverpool mengenal betul musuh mereka karena sesama tim Inggris. Secara head-to-head, The Reds juga lebih unggul ketimbang Tottenham di Liga Premier musim ini. Dalam dua pertandingan, Sadio Mane dkk. selalu menang, baik kandang maupun tandang, masing-masing dengan skor 2-1.

Alasan penting lainnya yang tak bisa dikesampingkan yakni faktor kiper. Di final musim lalu, gawang Liverpool masih dikawal si tukang blunder, Loris Karius. Karena kecerobohan Karius pula gawang The Reds dengan mudah dijebol bintang Madrid, Gareth Bale. Namun, Liverpool kini membawa kiper Alisson Becker yang mengemas 21 clean sheet musim ini. Di depan Alisson, ada bek termahal di dunia, Virgil van Dijk.

“Liverpool dan Tottenham sangat mengenal betul satu sama lain. Di luar itu, ini final dan Anda harus mempersiap diri untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan timnya. Itu yang harus Anda lakukan, jadi tidak ada perbedaan dengan final lain,” ungkap Klopp. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya