SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Persoalan penerimaan diri (self esteem) laki-laki dalam relasi suami istri menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Untuk menanganinya dibutuhkan konseling yang tepat dan berkelanjutan.

Konselor Rifka Annisa, Nur Hasyim mengatakan, salah satu upaya agar pelaku KDRT menyadari kesalahannya dengan melakukan konseling untuk laki-laki. Laki-laki menjadi sasaran utama, kata dia, mengingat hampir 100% KDRT dilakukan laki-laki.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rifka Annisa mencatat setiap tahun terjadi 250 kasus baru dan hanya 10% dari korban KDRT yang menginginkan perceraian. Ketiadaan konseling berkelanjutan, kata dia, dapat membuat laki-laki kembali mengulangi perilaku kekerasan ketika kembali ke keluarganya.

Ia menjelaskan, dalam konseling seorang konselor akan mengajak klien atau laki-laki pelaku KDRT untuk melihat ke dalam diri masing-masing serta melihat latar belakang bagaimana pelaku dibesarkan dengan nilai-nilai yang mengikutinya. Biasanya, laki-laki yang dibesarkan dalam lingkungan patriakal memiliki kecenderungan menilai diri negatif ketika merasa perempuan lebih hebat.

“Setelah diketahui latar belakangnya, barulah pelaku diajak untuk membangun self esteem baru yang positif,” ujarnya kepada Harian Jogja di sela-sela peluncuran modul konseling perubahan perilaku bagi laki-laki pada konteks KDRT di Joglo Melati, Senin (21/5). (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya