SOLOPOS.COM - Kasdim 0726/Sukoharjo, Mayor (Arh) Tjatur Supriyono (kanan, bertopi) melihat pelaksanaan pemasangan kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang digelar di gedung IT makodim setempat, Sabtu (14/9/2013). (Trianto HT/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Hingga Juli 2013, target pencapaian akseptor atau peserta keluarga berencana (KB) baru di Sukoharjo mencapai 63,76% atau sebanyak 14.307 orang dari target akseptor sejumlah 22.437 orang. Dari jumlah itu akseptor pria dengan Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi minim.

Dari target 24 orang selama 2013 hingga juli baru tiga orang. Penegasan itu disampaikan staf bidang KB Kantor Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana (KPPKB) Sukoharjo, Sunardi saat bertugas di Makodim 0726/Sukoharjo, Sabtu (14/9/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Makodim bersama tiga instansi TNI dan kepolisian melaksanakan program percepatan target pencapaian KB. Selain di Kodim, acara serupa digelar di Mapolres Sukoharjo, Mako Kopassus dan Mako Brigif.

“Peserta KB pria memang minim. Kami berharap kaum pria ikut berpartisipasi aktif agar tidak terjadi ledakan penduduk,” ujar Sunardi.

Dijelaskan oleh Sunardi, pelaksanaan MOP dilayani di tiga tempat yakni di Kantor PKBI Klaten, BLUD RSU Sukoharjo dan Kantor Dian Pertiwi, Karanganyar. Walau di sektor akseptor KB pria minim, Sunardi optimistis target akseptor baru Sukoharjo tahun ini tercapai.

Menurutnya, hingga Juli sudah mencapai 63,76% dari target 22.437 akseptor baru. “Target tertinggi akseptor KB baru ditempati Kecamatan Bulu dengan capaian 88,67% dari target 1.378 akseptor dan terendah Kecamatan Gatak yang baru mencapai 53,1% dari target 1.411 akseptor.”

Kasdim 0726 Sukoharjo Mayor Arh Tjatur Supriyono, menyatakan jajaran TNI dan Polri Sukoharjo serentak menggelar program percepatan pelayanan keluarga berencana (KB) di empat lokasi. Menurut perwira melati satu, kegiatan tersebut kerja bareng antara TNI dan Polri dengan Kantor KB Sukoharjo dan Puskesmas.

“Pelaksanaan pemasangan kontrasepsi di Kodim dilaksanakan petugas puskesmas, DKK dan KB. Peserta KB pun disesuaikan dengan wilayah masing-masing.”

Di Kodim, ujarnya, akseptor KB berasal dari Sukoharjo, Bendosari dan Nguter.

“Pemasangan alat kontrasepsi gratis. Sesuai perda mestinya membayar Rp20.000/peserta namun beaya itu ditanggung dari BKKBN. Akselerasi percepatan capaian target KB ini digelar agar terjadi pengendalian jumlah penduduk di Indonesia. Jajaran TNI dan Polri pun terus-menerus ikut membantu menyampaikan program KB mulai penyuluhan hingga pelaksanaan operasi ringan pemasangan kontrasepsi.”

Salah seorang akseptor, Sri Mulyani, warga Bulakrejo, Sukoharjo mengaku berpindah kontrasepsi dari pil ke implan agar tak waswas.

“Pil meski minum setiap hari. Katanya jika lupa meminum pil KB akan hamil jika berhubungan intim. Jadi kami pindah ke implan yang tiga tahun sekali. Tadi petugas meminta saya sebelum tiga tahun diperiksa ulang dan diganti.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya