Sleman (Solopos.com) – Di antara negara-negara di Asia Tenggara, program keluarga berencana Indonesia terbukti paling berhasil menekan jumlah kelahiran.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan berdasarkan data Demografi dan Survei Kesehatan, persentase kelahiran pada tahun 1991 yang berkisar 3% pada tahun 2007 mampu ditekan hingga 2,6%.“Penggunaan kontrasepsi modern secara dramatis mampu meningkatkan kesadaran masyarakat. Jumlah pengguna pada tahun 1991 yang berkisar 47,1% mampu meningkat pada tahun 2007 menjadi 57,4%,” kata Endang saat menjadi pembicara kunci dalam acara The 6th Asia Pasific Conference On Reproductive and Sexual Health and Rights 2011, di Gedung Graha Sabha Pramana (GSP) UGM, pagi ini.
Adapun, kontrasepsi yang paling banyak dipilih keluarga di Indonesia ialah suntik dan pil. Namun, dilihat dari penggunaan kontrasepsi jangka pendek, umumnya suntik menduduki posisi tertinggi.
Guna memenuhi kebutuhan atau hak rakyat mengenai keluarga berencana, pemerintah melalui Menteri Kesehatan RI, dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta PELNI akan berkolaborasi untuk meningkatkan pelayanan keluarga berencana hingga ke pulau-pulau kecil.
JIBI/Harian Jogja/edi