Kayu di Jembatan Benowo Palur Tak Bisa Dipindah? Ini Kata Sesepuh Desa Ngringo Karanganyar

Solopos.com, KARANGANYAR — Keberadaan jembatan benowo di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, yang dekat dengan Terminal Palur viral di media sosial. Konon, kayu di tengah jembatan yang beraspal itu tidak bisa dipindahkan. Benarkah demikian?

Sesepuh Desa Ngringo, Subagyo, pada 3 Mei 2014 lalu menceritakan perihal tersebut kepada Solopos.com. Dia mengatakan kayu di tengah jembatan itu memang tidak bisa dipindahkan meski jalan di sampingnya telah diaspal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dulu sudah pernah mau di aspal. Tapi gagal. Kejadian tersebut bukannya sekali, namun berkali-kali. Jembatan kayu tersebut tetap dipertahankan apa adanya,” terangnya.

Baca juga: Asale Makam Mbah Minggir di Benowo Palur Karanganyar

Menurut kisah, dahulunya di daerah tersebut ditemukan sesosok mayat terapung di sekitar Dukuh Tempuran tersebut. Oleh masyarakat sekitar mayat tersebut dikenal dengan sebutan Mbah Minggir.

Mayat tersebut terus kembali kendati oleh warga berusaha dialirkan ke Sungai Bengawan Solo. Kemudian mayat tersebut terus berada dipinggiran sungai. Karena itu oleh masyarakat disebut Mbah Minggir. Namun ada warga yang menyebut mayat tersebut merupakan Pangeran Benowo.

“Dulu pernah akan dibuang dengan kayu yang ada di sekitar ditemukannya mayat itu. Namun gagal. Dan ternyata diketahui itu mayat Pangeran Benowo,” jelas Subagyo.

Baca juga: Jejak Prasejarah di Situs Watu Kandang Matesih Karanganyar

Dikatakan Subagyo, mayat tersebut terus kembali hingga akhirnya oleh warga setempat memakamkannya di dekat kawasan Tempuran. Daerah yang kini dinamakan Benowo sering menjadi topik perbincangan masyarakat karena kayu yang ditemukan di sekitar mayat Mbah Minggir dijadikan sebagai jembatan benowo.

Kayu yang posisinya berada di tengah jembatan itulah yang konon tidak bisa dipindahkan dengan cara apapun. Kayu itu membentuk cekungan di jembatan yang sudah diaspal.