SOLOPOS.COM - Kondisi lahan yang akan dibangun IPAL industri di RW 001 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Selasa (23/3/2021) siang. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk industri tahu-tempe di RT 002/RW 001 Kelurahan Mojosongo, Jebres, Solo.

Volume limbah industri tahu-tempe di kawasan itu sekitar 0,5 meter kubik per 10 kilogram kedelai. Ketua Koperasi Sumber Agung Krajan, Saryanto, menjelaskan petugas telah mengukur lahan milik Pemerintah Kota Solo di tepi anak sungai setempat baru-baru ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembangunan IPAL yang rencananya dikerjakan tahun ini nantinya untuk 11 pelaku industri tahu-tempe. "Pembangunan IPAL untuk kebersihan lingkungan. Diharapkan pembuangan limbah tahu-tempe yang masuk sungai sesuai standar air yang tidak mencemari," katanya kepada Solopos.com, Selasa (23/3/2021).

Baca Juga: 297 Atlet Dan Ofisial Peserta Piala Menpora Divaksin Covid-19 Di Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, dalam jangka panjang, pembangunan IPAL kawasan industri tahu-tempe Mojosongo, Solo, akan menyasar 50 pabrik yang terdiri dari 100-an produsen tahu-tempe se-Kelurahan Mojosongo.

Pembangunan IPAL akan membuat usaha tahu-tempe bisa berkembang, antara lain memudahkan pengajuan sertifikat halal karena tidak mencemari lingkungan.

Saryanto menjelaskan limbah industri tempe berupa limbah cair dan abu sisa pembakaran. Sedangkan limbah industri tahu berupa limbah cair, padat, dan abu sisa pembakaran. Sedangkan limbah padat dimanfaatkan untuk tempe gembus dan pakan ternak.

Baca Juga: Kali Pertama Sejak 2006, Tujuh Kepala Daerah Soloraya Ngumpul Di Solo, Bahas Apa Ya...

Menimbulkan Bau

"Dampaknya kepada lingkungan menimbulkan bau. Limbah yang masuk anak sungai tidak mengalir saat musim kemarau. Pernah ada penelitian dari dinas lingkungan hidup dan mahasiswa S2 tapi hasilnya belum ada. Masih proses, butuh satu tahun," paparnya.

Menurutnya, jumlah limbah cair tahu sekitar 0,5 meter kubik per 10 kilogram kedelai. Industri tahu-tempe Mojosongo, Solo, sudah ada sejak sekitar 80 tahun lalu. Hasil pendataan Koperasi Sumber Agung Krajan ada sekitar 130 pengrajin tempe dan pengrajin tahu di Mojosongo.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi yang akan dibangun IPAL industri, terdapat bangunan yang tertutup semak dan tanaman liar. Aliran anak sungai berwarna hijau pastel dengan bau menyengat.

Baca Juga: Satlantas Solo Tambah 5 Kamera ETLE, Dipasang Di Mana Saja?

Kasi Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kelurahan Mojosongo, Usman Prabowo, menjelaskan bangunan itu merupakan tempat pelatihan produksi tempe-tahu namun sudah tidak digunakan.

“Lahan tersebut dimanfaatkan untuk mengatasi masalah limbah yang menyebabkan pendangkalan sungai dan mencemari air sungai,” bebernya.

Menurutnya, belum ada sosialisasi secara detail mengenai teknologi yang akan dipakai, daya tampung, dan pagu anggaran pembuatan IPAL. Namun, sudah ada kejelasan pelaksanaan pembangunan yakni tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya