SOLOPOS.COM - Salah satu tempat nongkrong mahasiswa di kawasan indekos belakang kampus UNS Solo, belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Kawasan indekos mahasiswa sekitar kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Seni Indonesia (ISI) di Jebres, Solo, belakangan dikeluhkan karena sejumlah tindak kriminalitas seperti pencurian, pelecehan seksual, dan teror.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejumlah mahasiswa yang diwawancarai Solopos.com, ada yang mengaku pernah jadi korban pencurian, kamarnya dibobol maling yang masuk lewat jendela. Kemudian ada juga mahasiswi yang mengaku pernah dikuntit orang saat pulang ke indekosnya di malam hari.

Tak hanya itu. Cerita berkembang di media sosial. Beberapa mahasiswa mencurahkan isi hati (curhat) di media sosial mengenai kejadian pencurian dan pelecehan seksual di indekosnya.

Curhatan itu sudah ditindaklanjuti kepolisian dengan mendatangi rumah indekos mahasiswa dimaksud di kawasan Jebres, Solo. Namun saat didatangi petugas, yang bersangkutan ternyata sedang pulang kampung ke Jawa Timur.

Dimintai pendapatnya mengenai fenomena banyaknya laporan kasus kriminalitas di kawasan sekitar kampus, Sosiolog UNS Solo, Drajat Tri Kartono, mengatakan hal itu umum terjadi di kawasan kampus mana pun.

Baca Juga: Kawasan Indekos Mahasiswa Belakang Kampus UNS Solo Dipantau 16 Kamera CCTV

Tak hanya UNS, kawasan sekitar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), kampus di Kota Jogja, Malang, dan Surabaya pun sama saja. Menurutnya, hal itu terjadi karena kawasan sekitar kampus yang ramai dengan mahasiswa pendatang kemudian menjadi wilayah pertumbuhan ekonomi.

Sosiolog UNS Drajat Tri Kartono kawasan indekos mahasiswa solo
Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono (Solopos/Wahyu Prakoso)

“Mahasiswa bukan penduduk setempat berkumpul. Mereka mengeluarkan uangnya untuk sewa indekos, makan, atau kegiatan lain sehingga kawasan itu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Muncul berbagai aktivitas ekonomi yang heterogen,” katanya saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (25/11/2022).

Peluang Ekonomi Menimbulkan Risiko Kejahatan

Menurut Drajat, berbagai usaha dan bisnis muncul untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, antara lain kebutuhan makan dan peralatan penunjang pendidikan. Adanya peluang ekonomi di kawasan indekos mahasiswa sekitar kampus UNS dan ISI Solo juga menimbulkan risiko kejahatan.

Baca Juga: Kawasan Indekos Solo Disebut Tak Lagi Aman, FKPM Jebres: Wilayah Kami Kondusif

Selain itu, lanjut Drajat, keanekaragaman mahasiswa dari berbagai daerah dan etnis menimbulkan karakteristik perkembangan urban. Urban merupakan pola kehidupan perkotaan yang biasanya ditandai adanya heterogenitas, angka pendatan penduduk semakin padat, dan hubungan sosial yang tidak intim.

Menurutnya, hubungan antarpenduduk tidak berbasis solidaritas mekanik. Mereka menjadi orang asing satu dengan yang lain. Keanekaragaman program studi, fakultas, dan kampus membuat penduduknya tidak saling kenal.

“Hubungan bersifat fungsional saja. Hubungan yang lebih individualis dan pragmatis sehingga akhirnya banyak ruang-ruang kosong,” ujarnya. Kondisi itu, menurut Drajat, berbeda dengan kawasan Kelurahan Jebres/Kecamatan Jebres, Solo, yang dulu atau sebelum adanya kampus UNS.

Baca Juga: Kawasan Indekos Mahasiswa Solo Tak Lagi Aman, Tongkrongan pun Sepi saat Malam

Sebelum berkembang menjadi kawasan indekos mahasiswa, wilayah Jebres sulit berkembang karena lokasinya di pinggiran Kota Solo. “Adanya Solo Technopark, kawasan indekos, dan usaha yang lain menyebabkan kehidupan urban semakin tinggi. Kontrol sosial masyarakat tidak bisa dilakukan semudah dulu. Kontrol masyarakat heterogen sulit sehingga perlu kontrol pemerintah termasuk polisi,” ungkapnya.

Kekosongan Kontrol Sosial

Dia menjelaskan adanya kekosongan kontrol sosial membawa peluang terjadinya kriminalitas, antara lain kekerasan. Upaya pengendalian kehidupan sekitar kampus bisa dengan meningkatkan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

“Tentunya relasi UNS sebagai pusat pertumbuhan dengan RT/RT, lurah, camat menjadi penting sebagai bagian upaya menciptakan kehidupan kampus yang kondusif, indah, baik,” ujarnya.

Baca Juga: Cerita Pemilik Indekos Jaga Keamanan dan Hadapi Tingkah Aneh Mahasiswa di Solo

Drajat mengatakan peran aparat keamanan, termasuk polisi yang bertugas bukan hanya menghadapi teror namun polisi juga bertugas untuk menenteramkan wilayah kehidupan sekitar kampus. Polisi bisa membangun komunikasi dengan warga dan mahasiswa.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah upaya sudah dilakukan baik oleh kepolisian maupun pemangku kepentingan untuk merespons banyaknya aduan mengenai tindak kriminalitas di wilayah sekitar kampus UNS dan ISI Solo.

Polisi misalnya, menyebut telah melakukan patroli rutin keliling dan memasang stiker informasi nomor telepon aduan di lokasi-lokasi strategis kawasan indekos mahasiswa di Jebres, Solo.

Di sisi lain, Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Jebres juga menyebut saat ini kawasan perkampungan sekitar kampus itu sudah dipasangi kamera CCTV di 16 lokasi. Mereka mengklaim jumlah kasus kejahatan menurun jauh dibanding beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya