SOLOPOS.COM - Ilustrasi kawasan berikat. (Solopos-Dok.)

Ilustrasi kawasan berikat

SOLO — Wilayah Soloraya diharapkan bisa memiliki sebuah kawasan berikat yang khusus dikembangkan untuk mendongkrak ekspor produk kerajinan tangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini disampaikan Direktur Operasi PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Sudiro Agung D, kepada wartawan, di sela-sela Direksi Mengajar, yang diselenggarakan di SMA 1 Solo, Senin (20/5/2013).

“Saya berharap kawasan berikat ini bisa terus dikembangkan, semacam Solo Techno Park (STP). Tapi, kawasan berikat ini khusus untuk mengembangkan industri kecil di Solo yang berpotensi ekspor,” kata Sudiro.

Selama ini, kawasan berikat yang berkembang di Soloraya adalah kawasan berikat untuk industri garmen dan tekstil.

“Produk UMKM seperti handicraft kan sebenarnya bisa diekspor dengan dikembangkan di kawasan berikat. Tinggal nanti kalau ada bahan dari luar, bisa diambil, digarap di Solo sehingga nilai jualnya tinggi.”

Menurutnya, kawasan berikat di Solo khususnya untuk produk UMKM bisa dikembangkan karena banyak produk UMKM Solo yang berpotensi ekspor. Solo juga dekat dengan bandara dan pelabuhan.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) Soloraya, David R Wijaya, menyampaikan untuk membuat sebuah kawasan berikat tentunya ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, dan semua produk yang diproduksi di kawasan itu di ekspor.

Dia juga mengatakan, meskipun produk kerajinan Solo berpotensi ekspor, tapi untuk bisa kuat di pasar global masih banyak hal yang perlu diperbaiki, khususnya dari sisi desain produk.

Sudiro juga menyampaikan 80% produk industri di PT Kawasan Berikat Nusantara adalah produk garmen dan tekstil. Produk kerajinan tangan seperti furnitur dan wig masih sangat sedikit.

Kawasan Berikat Nusantara, jelas dia, punya luas lahan sekitar 600-an hektare yang ada di dua wilayah yakni Cakung dan Marunda, Jakarta, dekat Tanjung Priok. Kawasan tersebut merupakan export proccessing zone dengan total 120 industri yang tergabung di Kawasan Berikat Nusantara. Selama ini, Kawasan Berikat Nusantara mencatat rata-rata omzet Rp300 miliar per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya