Ah-tenane
Rabu, 29 Juni 2011 - 23:02 WIB

Kaus umpan tikus

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karena seringnya turun hujan secara tiba-tiba saat pulang kerja, Jon Koplo yang mengajar di SMP markotopdi Kota Solo ini berinisiatif tidak membawa pulang sepatu sak kaus kakinya. Demi keselamatan, sepasang benda berharga itu diamankan di bawah meja kerjanya. Setiap berangkat kerja, Koplo hanya bersandal dan berganti sepatu di kantor.

“Daripada teles kebes gampang rusak, lebih baik ditinggal wae“, begitu alasan Koplo saat ditanya rekan-rekannya.

Advertisement

“Tapi setiap tiga hari sekali harus dibawa pulang untuk dicuci, Pak. Mambu gitu loooh! protes Lady Cempluk yang duduk bersebelahan. “Iya ya,” jawab Koplo.

Namun akibat ulah Jon Koplo yang crobo itulah suatu hari Pak Guru ini mendapatkan pelajaran. Seperti biasanya ketika datang, setelah meletakkan tas dan nyruput teh hangat, Koplo mengambil sepatu dan kaos kaki untuk dipakai mengajar. Namun tiba-tiba secara spontan Koplo opyak kehilangan, “Lho, kaus kakiku tinggal satu! Sapa sing njupuk ya?”

Sing doyan kaos kakimu ya sapa Pak, kecuali tikus,” ucap Gendhuk Nicole, guru yang lain.

Advertisement

Praktis, hampir semua rekan guru yang sudah hadir, melongok ke bawah meja dan ikut mencarikan kaus kaki milik Jon Koplo.

“Makanya, kaus kaki harus rajin dibawa pulang untuk dicuci, ngambon-amboni!” sambung Cempluk dengan nada sinis.

Tak lama kemudian, dari seberang meja kerjanya, Tom Gempus menyahut, “Nih, kaos kakimu ada di bawah mejaku, pucuknya bolong habis dikrikiti tikus!”

Advertisement

Koplo pun senang-senang malu. Senangnya, kaus kakinya bisa ketemu, malunya karena digeguyu teman sekantor.

FX Triyas Hadi Prihantoro, guru SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif