SOLOPOS.COM - Warga melintas di dekat bus transportasi bagi atlet ASEAN Para Games (APG) yang diparkir di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jumat (2/11/2011). Bus itu dirancang khusus bagi para atlet difabel untuk digunakan selama penyelenggaraan ASEAN Para Games, 11-22 Desember 2011. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Warga melintas di dekat bus transportasi bagi atlet ASEAN Para Games (APG) yang diparkir di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jumat (2/11/2011). Bus itu dirancang khusus bagi para atlet difabel untuk digunakan selama penyelenggaraan ASEAN Para Games, 11-22 Desember 2011. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO-Kaum difabel di Kota Solo mengharapkan bantuan hibah dari Kemenpora berupa bus eks-ASEAN Para Games (APG) bisa dimanfaatkan untuk transportasi umum.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keinginan itu lantaran di Kota Solo masih minim bus transportasi yang bisa menampung kaum difabel.
“Transportasi di Kota Solo sudah ada, namun jumlahnya belum begitu banyak. Saya mengharapkan model bus itu di desain untuk transportasi umum, artinya masyarakat non difabel juga bisa memanfaatkan bus tersebut,” jelas salah seorang difabel sekaligus pegiat advokasi difabel di Solo, Sunarman, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (22/2/2013).

Sunarman mengakui Pemkot Solo telah menyediakan transportasi umum berupa BST dan Werkudoro yang juga bisa dimanfaatkan untuk kaum difabel. Namun perbandingan pemanfaatan transportasi untuk kaum difabel dan non difabel terpaut jauh.

“Kalau di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam satu kota pemerintahnya menyediakan 100 bus yang bisa dimanfaatkan untuk kaum difabel. Jumlah itu sudah ideal. Sedangkan di Solo, transportasi umum bisa terbilang sangat sedikit,” jelas dia.

Dia menjabarkan, penambahan bus untuk transportasi umum bisa membantu difabel saat mengikuti even tingkat internasional. “Ya maunya tidak hanya difungsikan untuk transportasi dalam kota. Untuk even di luar kota juga bisa dimanfaatkan,” kata dia.

Salah seorang aktivis YPAC Solo, Sugian Noor, menginginkan apabila bus eks APG berada di Solo jangan sampai dirubah desainnya. Sugian menghendaki bus bantuan bisa dimanfaatkan untuk transportasi umum. “Selama ini kalau saya amati, penjaga pada halte atau selter bus kurang memerhatikan kaum difabel. Artinya kadang jarak bus dengan selter terlalu jauh, jadi sangat riskan apabila kaum difabel hendak naik bus,” jelas dia.

Seorang difabel tuna daksa, Doni Yulianto, 24, merasakan sangat nyaman kala menaiki bus eks APG bebrapa waktu lalu. Oleh karena itu, dia senang apabila bus itu dimanfaatkan untuk transportasi umum di Kota Solo. “Malah saya baru mendengar kalau Solo dapat bantuan bus APG. Kalau keinginan saya tidak sekedar untuk bus wisata, namun sebagai transportasi umum,” harap Doni.

Seperti diketahui, proposal hibah bus eks-ASEAN Para Games (APG) yang sempat diajukan Pemkot beberapa waktu lalu tampaknya mendapat sambutan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah selaku pengelola bus telah memberi lampu hijau Pemkot untuk mengambilalih bus bantuan Kemenpora tersebut. Hal itu diungkapkan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat ditemui wartawan di Balaikota, Kamis (21/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya