SOLOPOS.COM - Ilustrasi kasus HIV/AIDS di Jateng. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI–Kasus human immunodeficieny virus/acquired immunodeficieny  syndrome (HIV/AIDS) di Wonogiri terus bertambah setiap tahun.

Kasus kumulatif HIV sejak 2001-Juni 2022 sebanyak 696 kasus. Dari angka tersebut, kaum rantau atau boro mendominasi dari seluruh temuan kasus HIV di Wonogiri.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Wonogiri, Suprio Heryanto, mengatakan pola transmisi penularan HIV terbanyak dari heteroseksual atau hubungan seks berbeda jenis kelamin dengan berganti-ganti pasangan.

Berdasarkan jenis kelamin, kasus kumulatif HIV pada laki-laki sebanyak 389 kasus atau 56% dari dari total. Sedangkan kasus kumulatif HIV pada perempuan sebanyak 307 kasus atau 44% dari dari total.

Dari seluruh kasus tersebut, perantau atau orang yang bekerja di luar Wonogiri masih mendominasi temuan kasus HIV di Wonogiri.

“Hal itu terjadi bisa jadi karena mereka jauh dari pasangan masing-masing, kemudian memilih berhubungan seks dengan orang lain yang bukan pasangannya dan dilakukan dengan berganti-ganti pasangan hubungan seks . Oleh karena itu mereka rentan terhadap penularan HIV, terlebih jika berganti-ganti pasangan,” kata Prio saat ditemui Solopos.com di Sekretariat KPA Wonogiri, Selasa (30/8/2022).

Sementara itu, temuan kasus baru pada 2022 berjumlah 31 kasus. Kasus baru itu terjadi pada kelompok berisiko heteroseksual yang berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, laki-laki seks dengan laki-laki, dan kasus perinatal atau bayi baru lahir ditemukan satu kasus.

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Satyawati Prawirohardjo, menyampaikan hal serupa.

Perantau masih mendominasi temuan kasus kumulatif HIV di Wonogiri.

Namun, dia belum menyebutkan angka pasti berapa temuan kasus HIV yang didominasi perantau tersebut. 

Dengan kondisi tersebut, maka bisa menimbulkan efek domino, yaitu bisa menularkan kepada pasangan, terutama pasangan perempuan. Sebab perantau yang masih mengidap HIV paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki. 

“Kadang mereka tidak tahu kalau terkena HIV. Akibatnya, bisa menularkan kepada istri mereka di rumah. Jika hal itu tidak diketahui dan tidak segera ditangani maka berisiko besar, jika dia hamil, bayi yang dilahirkan akan mengidap HIV juga. Padahal penularan HIV dari ibu ke anak bisa dicegah jika kasus sudah diketahui dan tertangani sejak dari awal,” ujar Satyawati.

Dia menambahkan ada lima prinsip untuk mencegah penularan HIV/AIDS, biasa disingkat A,B,C,D,E yaitu, abstinence atau tidak berhubungan seks berisiko dengan berganti-ganti pasangan, be faithful atau setia pada satu pasangan, condom atau menggunakan kondom saat berhubungan seksual, drug atau tidak menggunakan narkoba dengan jarum suntik, education atau pendidikan seksual, eproduksi, dan HIV/AIDS yang komprehensif. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya