SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madinah–Perusahaan katering yang menyediakan makanan untuk jemaah calon haji Indonesia di Madinah yang bermasalah terancam diputus kontrak kerjanya.

Katering tersebut tidak profesional dan tidak menyediakan makanan yang memenuhi standar kesehatan sehingga menyebabkan sekitar 100 jemaah calon haji (Calhaj) Indonesia sakit.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Daerah Kerja Madinah Subakin Abdul Muthalib menyatakan akan merekomendasikan kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi agar memutus kontrak kerja katering yang bermasalah.

“Saya akan rekomendasikan untuk dilakukan hukuman yang setinggi-tingginya,
seperti umpamanya dikurangi jatahnya, atau pada periode berikutnya dilakukan
pemutusan kontrak (pada katering bermasalah). Katering lain yang kapabel pasti akan membantu kita,” kata Subakin di Kantor Haji Indonesia, Madinah, Sabtu (30/10).

Perusahaan katering yang direkomendasikan untuk diberi sanksi adalah katering Fathoni. Katering ini sudah kena tegur tiga kali.

Pertama, Al Fathoni ditegur karena tidak menyediakan makanan untuk jemaah tepat waktu. Teguran kedua diberikan ketika diketahui ada makanan dari katering Fathoni yang basi sebelum didistribukan kepada jemaah.

Dan teguran ketiga, diberikan terkait makanan basi yang sudah didistribukan kepada jemaah.

Sekitar 100 jemaah, pada Kamis (28/10) terkena diare setelah mengkonsumsi katering yang disediakan Fathoni. Jemaah tersebut yakni jemaah Kloter 4 Banjarmasin (BTG), Kloter 39 Solo (SOC) dan Kloter 45 SOC.

Dokter kloter 39 SOC, dokter Glenny Wening S mengatakan Kamis itu katering untuk jemaah datang pada pukul 11.00 waktu Arab Saudi. Namun karena jemaah masih salat arbain, makanan tersebut baru dimakan pada pukul 13.00 waktu setempat.

Saat dimakan kondisi sayuran yang saat itu berupa kubis dan lauk berupa daging sudah lembek.

“Habis Isya, jemaah mulai datang ke Posko Kesehatan mengeluhkan perutnya
melilit-lilit dan buang air besar berkali-kali, ada yang 3-5 kali, ada yang 5-11 kali. Jumlahnya hampir 100-an jemaah,” kata Dokter Glenny.

Solihin, jemaah Kloter 39 SOC mengaku ia makan katering yang kondisinya kurang bagus tersebut karena sudah lapar. “Ya kita sudah lapar kita makan saja,” kata pria asal Batang, Jawa Tengah itu.

Tim kesehatan dari Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) sudah meneliti dan
memeriksa sampel makanan yang dimakan jamaah Kloter 4 Banjarmasin (BTG), Kloter 39 Solo (SOC) dan kloter 45 SOC. Dari pemeriksaan sampel diduga keras dan diyakini makanan yang dikonsumsi tersebut lah yang menyebabkan jamaah sakit.

“Dari faktor sayur dan daging. Soalnya tidak lama setelah dikonsumsi, jamaah
sakit,” lanjut Subakin.

Kini para jemaah yang sakit tersebut dalam pengawasan dokter. Hingga Sabtu
(29/10), kondisi jemaah mulai membaik dan tidak ada lagi yang melapor ke Posko Kesehatan kloter. Dokter kloter mengantisipasi diare tersebut dengan menyediakan obat diare dan oralit.

“Kami menyediakan  1.000 butir obat diare dan 700 bungkus oralit,” tambah Dokter Glenny.

Jemaah juga diimbau agar menjaga kebersihan diri seperti cuci tangan sebelum
makan dan mengecek kondisi makanan sebelum dimakan.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya