LSI Denny JA mengklaim Golkar menggerus elektabilitas PDIP sejak Setya Novanto lengser.
Solopos.com, JAKARTA — Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mulai mempublikasikan hasil survei elektabilitas jelang Pemilu 2019. Menurut LSI, Partai Golkar kembali bertenger sebagai partai nomor 2 terbesar di Indonesia setelah dipimpin oleh Airlangga Hartarto.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Berdasarkan survei itu, Golkar memiliki elektabilitas sebesar 15,5% atau di bawah PDIP dengan elektabilitas 22,2%. Survei tersebut dilakukan pada 7-14 Januari 2018 dengan metode wawancara tatap muka 1.200 responden.
Peneliti LSI Rully Akbar mengatakan Golkar sempat terperosok pada Agustus 2017 saat Setya Novanto terseret kasus korupsi KTP-el. Namun, begitu pucuk pimpinan diambil alih Airlangga Hartarto pada 20 Desember 2017 suara Partai Beringin naik.
“Airlangga dianggap memberi harapan baru dengan jargon Golkar Bersih. Figur ini dianggap sebagai faktor pembaharu dan bawa harapan baru,” katanya dalam temu pers di Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Selama 5 bulan, katanya, Golkar mampu mendongkrak suara sebesar 3,9%. Pada saat bersamaan, elektabilitas PDIP merosot 6,1%. Menurut Rully, Golkar memang berhasil menggerus suara PDIP.
Alasannya, pemilih kedua partai yang berdiri pada Orde Baru itu beririsan, yakni kelompok masyarakat menengah bawah. Apalagi, program yang ditawarkan Golkar yakni sembako terjangkau, pembukaan lapangan kerja, dan akses perumahan memikat kalangan wong cilik.
“Tren suara Golkar terus naik ini ditakutkan PDIP,” ujar Rully.