SOLOPOS.COM - Ilustrasi Stunting (Whisnupaksa)

Solopos.com, KULONPROGO — Kasus stunting di Kulonprogo selama kurun waktu lima tahun mengalami penurunan. Kulonprogo sebelumnya masuk dalam 100 kabupaten yang ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai lokasi khusus penurunan stunting pada 2017 silam.

Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Sri Budi Utami, mengatakan angka stunting pada 2017 silam sebesar 16,38 persen. Kemudian, pada 2018 turun menjadi 14,31 persen. Selanjutnya, pada 2019 menjadi 12,58 persen dan 2020 menjadi 11,8 persen.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

“Persentase angka stunting turun lagi di angka 10,35 persen dari hasil pengukuran yang dilakukan pada 2021. Permasalahan stunting atau kekerdilan pada anak memang menjadi perhatian Pemkab Kulonprogo,” kata Kepala Dinkes Kulonprogo Sri Budi pada Selasa (28/12/2021).

Baca Juga: 10.000 Anak Usia 6-11 Tahun di Kota Jogja Telah Vaksinasi

Dikatakan Sri Budi, persentase yang dilakukan oleh dinasnya terkait dengan permasalahan stunting atau kekerdilan dilaksanakan bersama dengan Kementerian Kesehatan. Diharapkan, permasalahan stunting diperlukan sinergitas organisasi perangkat daerah (OPD).

“Kulonprogo juga sempat ditunjuk sebagai kabupaten khusus penurunan stunting oleh pemerintah pusat. Bukan berarti semata-mata Kulonprogo kasus stuntingnya tinggi. Akan tetapi, karena Kulonprogo juga mempunyai komitmen yang tinggi terhadap penuntasan stunting,” terang Sri Budi.

Upaya penanggulangan stunting di Kulonprogo juga melibatkan BKKBN RI. Penerapan Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) diharapkan mampu berdampak signifikan terhadap penanggulangan stunting di wilayah bumi binangun.

Baca Juga: Sedih! Kondisi Terkini Santriwati Kulonprogo Korban Pelecehan Seksual

Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI, Victor Palimbong, mengatakan aplikasi besutan jawatannya tersebut ditujukan untuk melakukan percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya adalah di wilayah Kulonprogo.

“Aplikasi ini (Elsimil) rencananya bakal diterapkan secara nasional. Elsimil merupakan aplikasi yang berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin (catin) dalam rangka penanganan stunting. Aplikasi ini juga mampu memberikan informasi apakah catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil,” kata Victor Palimbong beberapa waktu lalu.

Dikatakan Viktor, aplikasi Elsimil berfungsi di sejumlah aspek. Seperti, sebagai alat skrining kondisi catin, menghubungkan catin dengan petugas pendamping, media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil. Serta, menjadi alat pantau kepatuhan catin dalam melakukan peningkatan status gizi.

“Aplikasi Elsimil diharapkan mampu membantu para catin agar benar-benar siap menikah dan melahirkan generasi penerus yang baik dan berkualitas. Aplikasi ini untuk memastikan setiap catin dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil,” terang Viktor.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya