SOLOPOS.COM - Ilustrasi zona merah Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI – Boyolali kini masuk daftar wilayah zona merah Covid-19 lantaran jumlah kasus positif yang teruss bertambah. Meskipun angka kesembuhan pasien Covid-19 sekitar 72%, saat ini potensi penularan virus corona di Boyolali tergolong tinggi.

Berdasarkan penilaian indikator kesehatan masyarakat, sejak Senin (6/7/2020), Boyolali masuk zona merah Covid-19. Hingga Sabtu (11/7/2020), kondisi tersebut belum berubah, bahkan nilainya semakin turun. Meskipun jika dilihat dari angka kesembuhan pasien Covid-19, per Sabtu lalu terus meningkat. Diketahui angka kesembuhan pasien Covid-19 di Boyolali per Sabtu mencapai 72%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Persentasi kesembuhan di Boyolali memang meningkat, tapi skor risiko wilayah Boyolali masih masuk zona merah. Sebab penilaian indikator kesehatan masyarakat itu dinilai dari 14 indikator. Masing-masing indikator masa penilaiannya dilihat selama 14 hari atau dua pekan [sebelumnya],” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri Survivalina.

Ambyarrr… Thathit Paksi Penabuh Gendang Dory Harsa Nikah Gaes 

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam kurun waktu itu akan dilihat data-data terkait indikator-indikator tersebut. Meski di Boyolali ada peningkatan angka kesembuhan, tapi juga ada data yang kurang baik. Di antaranya mengenai penurunan jumlah kasus positif, penurunan jumlah kasus pasien dalam pengawasan (PDP) dan angka kematian.

“Dibandingkan 14 hari sebelum dan 14 hari sekarang, penurunannya [kasus positif] sangat kecil. Kemudian penurunan jumlah kasus PDP penurunannya justru negatif. Jika 14 hari lalu ada 63 kasus sekarang justru 66 kasus. Kemudian jumlah kasus meninggal juga naik,” lanjut dia.

Pembatasan

Sebagai daerah zona merah, ada beberapa konsekuensi yang harus dijalankan tim Gugus Tugas Covid-19 Boyolali. Mulai dari pemeriksaan massal, penelusuran kontak, serta pengetatan aktivitas masyarakat.

Kenalkan, Ini Daniella Si Bakul Hik Cantik di Klaten, Pelanggan Dijamin Auto-Modus 

“Harus melaksanakan intensive testing atau pemeriksaan swab yang masal, penelusuran kontak agresif pada kasus positif, PDP dan ODP. Masyarakat harus berada di rumah, tidak diperbolehkan adanya perjalanan. Tidak dibolehkan pertemuan publik dan tempat keramaian,” kata dia.

Aktivitas bisnis pun harusnya ditutup kecuali yang berkaitan dengan keperluan esensial seperti farmasi, keperluan bahan pokok, klinik dan SPBU. Fasilitas pendidikan juga masih harus ditutup. Selain itu Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali akan mengembangkan cakupan pemeriksaan swab yang lebih masif.

Wadaw! Petugas Tiket Bus Sumber Group Jurusan Surabaya-Jogja Positif Covid-19 

“Sesuai arahan Gubernur Jawa Tengah, di kabupaten/kota untuk meningkatkan cakupan swab agar semakin bisa mendeteksi OTG [orang tanpa gejala] yang barangkali ada di masyarakat,” kata dia.

Ratri menyebutkan ke depan target cakupan swab di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Boyolali akan ditetapkan sekitar 50-100 pemeriksaan per hari. Sebelumnya hanya ada sekitar 30 pemeriksaan swab per harinya. (Bayu Jatmiko Adi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya