SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi PMK (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pasar hewan di Sukoharjo telah ditutup hampir tiga bulan terakhir karena kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Pasar hewan sampai saat ini masih ditutup meskipun angka kesembuhannya terbilang tinggi.

Kasus PMK di Sukoharjo hingga Rabu (17/8/2022) ini bahkan tersisa 75 kasus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Hingga Rabu (17/8/2022), kasus baru tiga ekor, jumlah hewan terpapar ada 75 ekor. Sementara yang sembuh 1.574 ekor dengan rincian sapi 1.471 ekor,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Arif Rahmanto, Kamis (18/8/2022).

“Kambing 95 ekor,  domba satu ekor, kerbau tujuh ekor. Jumlah hewan mati ada 4 ekor,potong paksa 21 ekor,” tambah Arif.

Dengan jumlah itu, Arif mengatakan kebijakan penghentian penutupan pasar hewan di Sukoharjo masih belum dilakukan. Hal itu sesuai dengan arahan Satgas PMK yang mengharuskan adanya penutupan pasar hewan.

Baca juga: Pasar Hewan Sragen Dibuka Hari Ini, Sapi & Armada Wajib Didisinfektan

Sementara itu, vaksinasi PMK di Sukoharjo masih terus dilakukan. “Vaksin kesatu sejumlah 7.100 dosis sudah [rampung] dilaksanakan. Vaksin ke dua dengan dosis 2.100 sudah disuntikkan,” katanya.

Dia menyebut sejumlah 5.000 dosis vaksin kedua akan disuntikkan kembali pada Selasa (23/8/2022) mendatang.

Sementara itu, kasus PMK di Sukoharjo rencananya akan naik tingkat menjadi wabah. Kenaikan status tersebut hingga saat ini masih dalam proses penandatanganan surat keputusan (SK) Bupati.

DPP Sukoharjo diketahui pada awalnya telah menutup Pasar Hewan Bekonang selama dua pekan sejak 24 Mei-6 Juni 2022. Langkah itu dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus yang menyerang hewan ternak.

Penutupan pasar juga dilakukan di pasar tradisional lain yang terdapat aktivitas jual-beli hewan ternak di Sukoharjo. Misalnya Pasar Tawangsari dan Pasar Gawok di Kecamatan Gatak.

Baca juga: Jadi Daerah Wabah PMK, Boyolali Perpanjang Penutupan Pasar Hewan

Dengan adanya perpanjangan, seluruh pasar hewan hingga hampir tiga bulan tidak melakukan aktivitas jual beli hingga wktu yang belum bisa ditentukan.

Seperti diketahui, virus PMK bisa menjangkiti hewan ternak seperti sapi, domba, kambing, dan babi. Proses penularannya cukup cepat saat interaksi antarhewan ternak.

Hewan ternak yang terpapar virus harus langsung diisolasi agar tak menularkan virus ke ternak lainnya. Berdasarkan bnpb.go.id Koordinator Tim Pakar dan Penanganan PMK, Wiku Adisasmito mengatakan Satgas di daerah diimbau selalu melakukan pengawasan terhadap seluruh proses penanganan PMK.

“Kami memohon kepada Satgas Pengendalian PMK di daerah, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas untuk selalu memperketat pengawasan, dan penertiban pihak-pihak yang mengambil keuntungan pribadi dari situasi wabah PMK ini,” ungkap Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan PMK di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut dia mengatakan, penerapan biosecurity yang ketat dan tepat, menjadi salah satu upaya penting memutus mata rantai penyebaran PMK.

Baca juga: Pasar Hewan Jatinom Klaten Sepi saat Kembali Dibuka, Pembeli Kecele

“Perlu diperhatikan juga bahwa setiap orang yang ingin memasuki area peternakan tidak diperbolehkan mengenakan pakaian atau atribut yang sama untuk mendatangi beberapa kandang. Sehingga dapat mengurangi risiko virus PMK terbawa dan menginfeksi hewan ternak rentan,” lanjutnya.

Masyarakat diharapkan tidak khawatir berlebihan, dengan penanganan yang tepat PMK dapat disembuhkan. Oleh karena itu peternak harus proaktif melapor kepada petugas jika mendapati gejala PMK pada ternaknya.

Menurutnya penanganan PMK sangat penting karena wabah tersebut sangat berdampak pada perekonomian nasional. Banyak peternak yang penghasilannya bergantung pada hewan ternak atau produk dari hewan ternaknya.

Sehingga wabah PMK ini tentunya berdampak langsung bagi mata pencaharian utama para peternak. “Oleh karena itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah harus peduli akan wabah PMK ini dan turut serta dalam mencegah penyebaran penyakit ini,” kata Wiku.

Baca juga: Hari Pertama Dibuka, Pasar Hewan Jatinom Klaten Malah Sepi

Salah satu upayanya yakni penutupan pasar hewan di Sukoharjo yang masih berlanjut sampai hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya