SOLOPOS.COM - Sebuah baliho pengumuman penutupan pasar terpasang di Pasar Hewan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, Selasa (31/5/2022). (Antara/Mohammad Ayudha)

Solopos.com, SRAGEN–Kasus perkembangan penyakit mulut dan kaki (PMK) di wilayah Kabupaten Sragen tembus di angka 1.007 kasus per Minggu (3/7/2022).

Penutupan pasar hewan diperpanjang lagi hingga 10 Juli 2022 mendatang. Para warga yang hendak mencari hewan kurban supaya bertransaksi di kandang-kandang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen, Rina Wijaya, saat dihubungi Solopos.com, Senin (4/7/2022), menerangkan sesuai dengan instruksi Bupati Sragen, penutupan pasar hewan diperpanjang lagi.

Dia menerangkan semula direncanakan pasar hewan akan dibuka pada Selasa (5/7/2022) besok, tetapi lantaran kasus PMK terus naik hingga tembus 1.007 ekor maka penutupan pasar hewan diperpanjang sampai Minggu (10/7/2022) besok.

“Rencana pasar hewan dibuka setelah Hari Raya Iduladha. Ini merupakan perpanjangan sesi keempat karena kasus PMK masih terus naik. Bagi masyarakat yang hendak mencari hewan kurban supaya bertransaksi di kandang-kandang milik peternak. Tempat transaksi jual beli hewan tidak hanya di pasar. Sekarang pun sudah berjalan transaksi hewan kurban di kandang-kandang,” ujar dia.

Baca Juga: Kasus PMK di Sragen Hampir 1.000 Ekor, Pasar Hewan Tetap Dibuka 5 Juli?

Rina menjelaskan hewan kurban yang hendak disembelih harus memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

Dia menyampaikan Disnakan siap melayani permintaan SKKH. Dia menerangkan pada Kamis-Jumat (7-8/7/2022), Disnakan bersama TNI, Polri, dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) akan bergerak untuk memeriksa hewan kurban yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan penerbitan SKKH.

“Sesuai dengan hasil sosialisasi sebelumnya, takmir masjid yang akan berkurban bisa mendaftarkan hewan kurbannya ke kepala desa atau lurah setempat. Data itu dipakai oleh tim per desa/kelurahan untuk keliling pada 7-8 Juli besok dengan membawa girik. Nah, girik itu nanti ditukarkan SKKH ke kecamatan,” ujarnya.

Rina juga menyinggung tentang evaluasi vaksinasi pencegahan PMK yang sudah berjalan sejak Sabtu (2/7/2022) lalu.

Dia menjelaskan perlu ada sosialisasi kepada para peternak bahwa vaksin itu tidak ada efek samping sampai sakit atau meninggal dunia.

Baca Juga: Catet Lur.. Penutupan Pasar Hewan di Sragen Diperpanjang Hingga 5 Juli

Dia menjelaskan efek samping paling berat hanya nafsu makannya berkurang dan efek itu hanya terjadi dalam sehari.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen drh. Toto Sukarno kepada Solopos.com, Senin (4/7/2022), mengungkapkan kasus PMK tertinggi masih di Sumberlawang dengan 111 kasus.

Dia menerangkan wilayah Kedawung tertinggi kedua dengan jumlah ternak yang terkena PMK sebanyak 99 ekor. Kemudian wilayah Sambungmacan dan Kalijambe berada di urutan ketiga terbanyak kasus PMK dengan jumlah 98 ekor.

Dia menjelaskan angka kasus PMK sekarang tembus 1.007 ekor. Dia mengatakan pada Sabtu-Minggu tidak ada penambahan kasus karena memang setiap akhir pekan perkembangan kasusnya relatif kecil.

Dia menjelaskan kasus sembuhnya meningkat terus. Dia menyebut jumlah hewan ternak sembuh pada Sabtu (2/7/2022) sebanyak 508 ekor menjadi 526 ekor pada Minggu.

“Kasus aktif berkurang dari 450 ekor per Sabtu turun menjadi 430 ekor per Minggu. Sebanyak 43 ekor sapi disembelih dan delapan ekor lainnya mati kemudian dikubur,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya