SOLOPOS.COM - Sapi yang terkena PMK tidak boleh dijadikan hewan kurban. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Seluruh pasar hewan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditutup sementara waktu. Hal ini karena hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) semakin meluas.

Kepala Dinas Peternakan dan Keseatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengatakan sapi yang suspek PMK terus bertambah. Hingga Kamis (2/6/2022), ada 65 ekor sapi yang terpapar. Bahkan ada laporan satu ekor sapi yang mati akibat PMK.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

“Bayi sapi berusia lima hari terindikasi PMK dan mati,” kata Wibawanti, Kamis (2/6/2022).

Menurut dia, potensi penambahan kasus masih sangat mungkin karena risiko penularan sangat tinggi. Hingga sekarang, suspek kasus sudah ada di enam kapanewon atau kecamatan di Gunungkidul.

Baca Juga: Jagal Sapi Mogok, Peredaran Daging Sapi di Bantul Terganggu

“Tidak saya rinci kapanewonnya, untuk melindungi peternak agar harga ternak tidak anjlok. Yang jelas, sudah ada di enam kapanewon yang terindikasi kasus PMK,” katanya.

Ditambahkan Wibawanti, upaya penanggulangan sudah berkordinasi dengan Dinas Perdagangan Gunungkidul. Salah satunya menetapkan kebijakan penutupan seluruh pasar hewan untuk sementara waktu.

“Ada 11 pasar hewan yang ditutup, tapi detailnya ada di dinas perdagangan,” katanya.

Baca Juga: Bocah Gunungkidul Ditemukan Meninggal Tenggelam saat Bermain di Sungai

Menurut dia, penutupan pasar hewan hanya salah satu cara dalam penanggulangan. Pasalnya, pencegahan juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan memberikan pemahaman terkait dengan PMK.

Wibawanti tidak menampik, hewan ternak yang terjangkit PMK risiko kematiannya kecil. Meski demikian, sambung dia, perlu diwaspadai karena meski tidak mati bisa berpengaruh terhadap berat badan hewan.

“Memang tidak mati, tapi bobotnya bisa berkurang seberat 20 kilogram per minggunya. Padahal, untuk menaikan satu kilo butuh perjuangan, makanya upaya pencegahan terus dilakukan,” katanya.

Baca Juga: Gara-Gara Motor Nyelonong, Mobil Avanza Nyungsep di Parit Gunungkidul

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan di area kendang. Selain itu, pemiliki juga diminta menjaga kebersihan karena penularan tidak hanya melalui lalu lintas ternak, tapi juga bisa menular lewat virus yang menempel pada pakaian, roda kendaraan atau dari wadah pakan.

“Seperti corona penularannya. Jadi, ada baiknya sebelum ke kandang mandi dan ganti baju terlebih dahulu untuk mengurangi risiko adanya virus PMK yang menempel di tubuh atau pakaian,” katanya.

Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan, sebanyak 11 pasar hewan di Bumi Handayani ditutup sementara. Penutupan dilaksankaan mulai 2-14 Juni 2022.

Baca Juga: Pasar Hewan Siyono Gunungkidul Ditutup Setelah Ada 6 Sapi Suspek PMK

“Ditutup sementara selama dua pasaran. Nanti setelah itu dibuka kembali,” katanya.

Menurut dia, penutupan dilakukan untuk penanggulangan dengan melaksanakan sterilisasi area pasar. “Upaya penanggulangan dilakukan agar lokasi benar-benar bersih dari penularan,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Kasus PMK Meluas di 6 Kecamatan, Seluruh Pasar Hewan di Gunungkidul Ditutup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya