SOLOPOS.COM - Deretan makam di Permakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo. (Istimewa/Ahmad Mustaqim)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kasus perusakan sejumlah nisan makam di Kompleks Permakaman Muslim, Polokarto, Sukoharjo, yang sudah berlangsung selama tiga bulanan terakhir hingga kini belum terungkap.

Sementara itu, Pengurus Permakaman Muslim Polokarto mengungkapkan ada sejumlah aturan yang diberlakukan di makam tersebut. Aturan itu berdasarkan syariat dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Sejumlah persyaratan itu di antaranya permakaman diperuntukkan kaum muslim yang mengerjakan salat wajib lima waktu. Kemudian bersedia mengikuti ketentuan syariat dan sunnah Nabi Muhammad SAW antara lain dilarang mendirikan bangunan di atas kubur dalam bentuk apa pun.

Selain itu dilarang memasang kijing kubur dan memberi nama si mayit, serta dilarang memakai bunga-bungaan untuk prosesi pemakaman dan ziarah kubur.

Baca Juga: Belasan Makam di Polokarto Sukoharjo Dirusak, Batu Nisan Pecah Berserakan

Selain itu para wanita dilarang ikut mengantarkan jenazah ke permakaman. Para wanita yang akan ziarah kubur wajib memakai busana muslimah serta tidak boleh melakukan kegiatan bid’ah di pemakaman.

makam polokarto sukoharjo dirusak
Sejumlah batu nisan di lokasi Makam Muslim Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, rusak. Foto diambil Minggu (19/9/2021). (Istimewa/Ahmad Mustaqim)

Pengurus Forum Komunikasi Masjid Musala Mojo (FKMMM) selaku pengelola Permakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo, Supriyanto, mengatakan batu nisan diperbolehkan ditempatkan di makam. Namun hanya batu nisan dengan nomor sebagai tanda lokasi makam.

Dibuka Sejak 2008

“Yang tidak diperbolehkan itu kijing atau diberi bangunan di atasnya. Kalau hanya batu nisan dan nomor diperbolehkan. Itu hanya menandai saja lokasi makam,” katanya ketika berbincang dengan Solopos.com, Senin (20/9/2021).

Baca Juga: Bukan Belasan, Pengurus Makam Muslim Polokarto Sebut Cuma 4 Batu Nisan yang Dirusak

Supriyanto menyebut saat ini terdapat 656 jenazah muslim yang dimakamkan di lokasi Permakaman Muslim Polokarto yang dibuka pada 2008 lalu itu. Supriyanto menjelaskan Permakaman Muslim Polokarto dikelola Forum Komunikasi Masjid Musala Mojo (FKMMM) Kota Solo.

FKMMM mewujudkan permakaman muslim yang tujuannya membantu Pemkot Solo menyediakan lahan permakaman bagi umat muslim. “Awalnya kami prihatin makam muslimin dicampur dengan yang lain. Alhamdulillah FKMMM merealisasikan permakaman khusus muslimin dengan dukungan umat yang semakin besar. Lahan seluas satu hektare di Dukuh Wonosari, Polokarto, sebagai lokasi permakaman muslim,” katanya.

Sebagai informasi Permakaman Muslim Polokarto berlokasi di Dukuh Wonosari, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

Baca Juga: Sudah 3 Bulan, Pelaku Perusakan Makam di Polokarto Belum Ketemu  

Kasus Terorisme

Sejumlah terduga teroris, terpidana kasus terorisme, atau pun mantan narapidana terorisme (napiter) dikuburkan di permakaman tersebut. Namun banyak juga orang-orang yang tak punya masalah dengan kasus terorisme dimakamkan di sana.

Belum lama ini, sejumlah nisan di permakaman tersebut dilaporkan dirusak orang tak dikenal. Perusakan makam kali pertama ditemukan warga Tawangsari, Sukoharjo, Ahmad Mustaqim, saat hendak berziarah ke makam bapaknya di lokasi tersebut. Kondisi batu nisan di makam bapaknya rusak.

Nisan itu sudah tercabut dan ditemukan terpecah belah tak jauh dari lokasi makam. “Jadi ibu dan adik saya datang ke sana lebih dulu melihat kondisi batu nisan makam bapak tidak ada. Lalu saya datang menyusul dan melihat batu nisannya hilang,” katanya kepada Solopos.com, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya