SOLOPOS.COM - Membongkar Jaringan Mafia Bola Nasional dan Internasional (Twitter)

Kasus pengaturan skor yang menyeret warga negara Indonesia (WNI) bernama Nasiruddin diungkap di Singapura. Nasiruddin ternyata pernah menjadi wasit Liga Indonesia.

Solopos.com, SINGAPURA — The Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) atau Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura meringkus warga negara Indonesia (WNI) bernama Nasiruddin yang terlibat kasus pengaturan skor pertandingan atau match fixing cabang sepak bola di SEA Games 2015. Berdasarkan penelusuran terungkap bahwa Nasiruddin pernah menjadi wasit Liga Indonesia.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Nasiruddin tertangkap saat akan menyuap manajer Timor Leste, Orlando Marques Henriques Mendes, pada 28 Mei lalu atau dua hari sebelum laga Timor Leste vs Malaysia digelar. Pengadilan Singapura lalu menjatuhkan hukuman 30 bulan penjara kepada Nasiruddin, Selasa (21/7/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Dikutip dari Okezone, Rabu (22/7/2015), tindakan Nasiruddin yang melakukan pengaturan skor bukan kali pertama. Nasiruddin sosok yang pernah akrab dengan sepak bola Indonesia. Dia diketahui sebagai mantan wasit berpengalaman di Liga Indonesia.

Nasiruddin pernah terlibat kasus pengaturan skor sepak bola pada 1997. Saat itu, ia bersama sepuluh orang wasit Indonesia lainnya terbukti terlibat pengaturan pertandingan sepak bola atau match fixing di SEA Games 1997. Kasus tersebut juga menyeret nama Djafar Umar yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi Wasit PSSI.

Imbasnya, Nasiruddin pernah dihukum larangan berkecimpung dalam sepak bola Indonesia selama 20 tahun. Ironisnya, sang mantan wasit kini terjerat kasus pengaturan skor di Singapura.

Dikutip dari Detik, Rabu, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengapresiasi langkah Singapura yang menghukum warga Indonesia yang terlibat kasus pengaturan skor. “Saya mengapresiasi aparat di Singapura yang mengambil langkah tegas dan cepat untuk bertindak,” ujar Imam Nahrawi.

Menpora menambahkan kasus pengaturan skor sepak bola ini menjadi pelajaran penting bagi Singapura dan Indonesia. “Kasus pengaturan skor ini tentu menjadi pelajaran penting bagi sepak bola di Singapura dan Indonesia. Kita bisa mengambil semangatnya. Contohnya di Indonesia ada indikasi seperti ini, kita juga harus mengambil langkah tegas. Tidak ada salahnya dilakukan secara cepat. Beberapa orang sudah dilaporkan ke Bareskrim, menunjukkan memang indikasi-indikasi itu mulai muncul,” tambahnya.

Imam kembali menegaskan keyakinannya apabila mafia sepak bola di Indonesia memang ada. “Apabila tidak ada mafia, tidak ada sepak bola gajah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya