SOLOPOS.COM - Persipur Purwodadi pernah terlibat pengaturan skor (Ligaindonesia.co.id)

Kasus pengaturan skor yang terjadi di sepak bola Indonesia membuat PSSI-Kemenpora harus bekerja sama untuk mengungkapnya.

Solopos.com, JAKARTA — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan Kementerian Pemuda dan Olahraga diharapkan terlibat dalam menangani kasus pengaturan skor oleh mafia sepak bola Indonesia.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Antara, Kamis (25/6/2015), menurut salah satu Tim Advokasi #IndonesiaVsMafiaBola, Muhammad Isnu, seharusnya PSSI-Kemenpora menyambut baik keterangan dan pernyataan para saksi dalam kasus pengaturan skor yang mengguncang sepak bola Indonesia.

“Seharusnya PSSI-Kemenpora menyambut baik keterangan atau pernyataan para saksi yang diungkapkan ke publik. Mereka harus memberikan respons yang aktif, memanggil dan meminta pemain pelatih yang bersaksi datang,” kata Isnur.

Isnur berharap tugas membongkar kasus pengatuan skor dan mafia sepak bola di Indonesia tidak hanya sebatas yang dilakukan tim advokasi seseorang berinisial BS dengan melaporkan dugaan praktik pengaturan skor ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.

Menurut dia, sampai saat ini belum ada pihak PSSI dan Kemenpora yang menghubungi tim advokasi atau pelatih dan pemain yang memberikan kesaksian untuk meminta keterangan lebih lanjut tentang kasus pengaturan skor tersebut. “Mereka yang harus menelusuri, jangan diam saja dan meminta kita memberi bukti,” tambah Isman.

Selain itu, Isnur juga berharap para pemain dan pelatih yang memberikan pengakuan adanya kasus pengaturan skor bisa mendapatkan perlindungan kondisi ataupun karier dari PSSI atau Kemenpora.

“Biar kemudian para saksi ini dan para pemain yang membuka adanya pengaturan merasa terlindungi, merasa aman dan tidak merasa terancam dalam karier mereka,” ucap Isnur.

Isnur mengkhawatirkan para pelatih dan pemain yang mau mengungkapkan adanya kasus pengaturan skor di sepak bola Indonesia tidak memiliki kesempatan berkarier lagi karena dianggap sebagai pembongkar borok sepak bola nasional.

Sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelmnya, kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia mulai terkuak dari rekaman pembicaraan via telepon, antara seorang mantan perantara berinisial BS, dengan seseorang yang disebut bandar asal Malaysia, Jawahir Saliman, tentang isu pengaturan skor Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015.

Selain BS, yang diklaim punya banyak bukti kasus pengaturan skor dan suap di Indonesia selama 15 tahun, dua hari lalu juga muncul pernyataan dari dua mantan pelatih sepak bola, Agus Yuwono dan Gunawan.

Upaya suap pertama dilakukan saat Agus menangani Persidafon di Indonesia Super League (ISL) 2013. Saat itu, dia ditawari uang Rp150 juta agar tim besutannya kalah dengan skor 1-3 saat melawat ke kandang tim Persiwa. Tapi, Agus menolak meski ada tawaran tambahan uang Rp50 juta. Persidafon akhirnya cuma kalah 0-1 dari Persiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya