SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kasus pengaturan skor terjadi di Indonesia. Komdis PSSI tengah berusaha menyelesaikan kasus tersebut.

Solopos.com, JAKARTA – Komisi Disiplin (Komdis) PSSI akan memanggil dua saksi lagi dalam perkembangan kasus pengaturan skor pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia pada 2013 lalu.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Komdis rencananya memanggil perwakilan PT Liga Indonesia dan anggota Executif Commitee PSSI, Djamal Aziz.

Pemanggilan mereka untuk menindaklanjuti keterangan dari mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan.

“Saya ditanyai seputar pengalaman saya dan apa yang saya tahu [tentang pengaturan skor]. Keterangannya sama seperti yang pernah saya sampaikan di salah satu stasiun televisi dan beberapa media massa,” ujar Gunawan seperti dikutip Solopos.com dari Antaranews, Selasa (25/8/2015).

Gunawan menuturkan praktik pengaturan skor atau match fixing timbul karena pada 2013 tidak ada sistem degradasi dalam klub Divisi Utama.

Hal tersebut memungkinkan para klub yang berada di peringkat bawah menggunakan kesempatan pengaturan skor untuk memperoleh pemasukan lebih banyak.

“Tujuan saya untuk menggugah pemerintah supaya menyiapkan anggaran di APBD sehingga sepak bola bisa sehat kembali,” ungkapnya.

Berdasarkan keterangan tersebut, Komdis akan memanggil perwakilan PT. Liga dan Djamal Aziz. Kepada PT Liga, PSSI akan menanyakan mengapa di klub Divisi Utama tidak ada sistem degradasi.

Sedangkan kepada Djamal Aziz, Komdis PSSI akan meminta konfirmasi apakah benar dirinya diam saja saat Gunawan berkali-kali melaporkan tentang praktik pengaturan skor tersebut.

“Hampir semua klub Divisi Utama yang di [peringkat bawah] itu melakukan match fixing karena tidak ada yang menggaji, tidak ada anggaran di APBD,” ujar Ketua Komdis PSSI, Ahmad Yulianto.

“Coach Gunawan katanya beberapa kali melaporkan ke Pak Djamal tetapi tidak ada tanggapan,” imbuh Achmad.

Sebelumnya, Gunawan mengakui Persipur Purwodadi yang ditukanginya pada 2013 melakukan praktik pengaturan skor yang melibatkan seluruh manajemen, pemain, pelatih, dan ofisial klub.

Ia menjelaskan setiap melakukan pengaturan skor Persipur Purwodadi mendapatkan uang senilai Rp400 juta tiap sekali pertandingan. Sedangkan untuk pemain, memperoleh Rp10 juta hingga Rp15 juta setiap terlibat dalam pengaturan skor per pertandingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya