SOLOPOS.COM - Gatot S Dewa Broto (Liputan6.com)

Kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia terkuak. BS pernah bertemu dengan Tim Sembilan Kemenpora.

Solopos.com, JAKARTA — Sosok berinisial BS yang disebut-sebut terlibat dalam dugaan kasus pengaturan skor kembali dibahas. Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S Dewa Broto, mengungkapkan pernah bertemu dengan orang tersebut.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (20/6/2015), Gatot menduga BS adalah orang yang sama saat Tim Sembilan Kemenpora mengundang seorang runner match fixing. Menurutnya, pada 4 Maret lalu Tim Sembilan kedatangan seseorang yang mengaku sebagai pengawas hasil pertandingan yang sudah diatur oleh bandar, atau yang dipanggil runner.

Meski informasi yang didapat saat itu tak sebanyak ketika Lembaga Bantuan Hukum Tim Advokasi #IndonesiavsMafiabola membeberkan rekaman kasus pengaturan skor, Gatot yakin BS adalah orang yang sama.

“Nama BS di mana-mana ada. Apabila memang fisiknya sama, seperti yang pernah kami temui pada 4 Maret lalu dengan yang dimaksud, kami tak akan membantahnya,” kata Gatot.

Pada bagian lain, mantan staf Menkominfo tersebut, membantah Tim advokasi #IndonesiavsMafiabola di bawah Kemenpora.

“Saya tidak tahu, karena pertemuan saya dengan BS sebagai orang Kemenpora terjadi pada 4 Maret. Bukan masalah juga kalau yang menyuruh itu Kemenpora. Rekomendasi Tim Sembilan sudah jelas, mendorong Kemenpora untuk menuntaskan kasus pengaturan skor. Saya yakin sama orangnya,” pungkas Gatot.

Kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia mulai terkuak dari rekaman pembicaraan via telepon, antara seorang mantan perantara berinisial BS, dengan seseorang yang disebut bandar asal Malaysia, Jawahir Saliman, tentang isu pengaturan skor Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015.

Selain BS, yang diklaim punya banyak bukti kasus pengaturan skor dan suap di Indonesia selama 15 tahun, dua hari lalu juga muncul pernyataan dari dua mantan pelatih sepak bola, Agus Yuwono dan Gunawan.

Upaya suap pertama dilakukan saat Agus menangani Persidafon di Indonesia Super League (ISL) 2013. Saat itu, dia ditawari uang Rp150 juta agar tim besutannya kalah dengan skor 1-3 saat melawat ke kandang tim Persiwa. Tapi, Agus menolak meski ada tawaran tambahan uang Rp50 juta. Persidafon akhirnya cuma kalah 0-1 dari Persiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya