SOLOPOS.COM - Seorang penyidik Polda Sumatra Utara memeriksa kerangkeng manusia di rumah pribadi Terbit Rencana Peranginangin setelah semua penghuni dikeluarkan dan kasus dugaan penyiksaan di kerangkeng itu masuk proses hukum. (Antaranews.com|)

Solopos.com, SOLO – Sepuluh orang prajurit TNI ditetapkan menjadi tersangka kasus penganiayaan dan penyiksaan penghuni kerangkeng manusia di rumah Bupai Langkat nonaktif, Provinsi Sumatra Utara, Terbit Rencana Peranginangin.

Fakta-fakta yang dihimpun penyidik Pusat Polisi Militer menunjukkan mereka membantu local strongman dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kerangkeng manusia itu. Mereka diduga kuat—berdasar fakta-fakta penyidikan—turut menyiksa dan menganiaya penghuni kerangkeng.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menilai penetapan 10 prajurit TNI menjadi tersangka menunjukkan komitmen Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk menuntaskan proses hukum penyiksaan, penganiayaan, dan perbudakan di kerangkeng manusia di Kabupaten Langkat itu. Duduk perkara bisa dibaca di 10 Prajurit TNI Membantu Local Strongman Mengelola Kerangkeng Manusia.

Hutan mangrove atau bakau seluas 46 hektare terancam hilang oleh pembangunan ruas tol Semarang-Demak. Tiga lokasi hutan mangrove terancam rusak dan bahkan hilang oleh pembangunan tol Semarang-Demak seksi 1.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selaku pengelola proyek tol Semarang-Demak bersama pemerintah daerah menyiapkan program relokasi lahan mangrove yang berada di sekitar  pembangunan seksi 1 tol Semarang-Demak atau ruas Semarang-Sayung.

Upaya pelesatarian kawasan mangrove tersebut bertujuan mempertahankan fungsi hutan mangrove sebagai habitat flora dan fauna di pesisir Pantai Utara Jawa. Program tersebut juga bertujuan melindungi daerah garis pantai, termasuk mengurangi risiko abrasi. Penjelasan lengkap tersaji di 46 Hektare Mangrove Terancam Tol Semarang-Demak, Relokasi Bukan Solusi.

 Prasasti Talang Tuwo dan relief Candi Borobudur yang masing-masing dibuat pada abad ke-7 dan ke-8 mengungkap makanan pokok khas nenek moyang Indonesia bukanlah nasi.

Bicara makanan pokok Indonesia, yang terlintas dalam benak kita tentu nasi yang diolah dari hasil panen padi. Namun, sejarah mencatat padi sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia sehingga nenek moyang bangsa ini tentu tidak makan nasi.

Lalu, apakah sebenarnya makanan pokok bagsa Indonesia pada zaman dulu? Jawaban atas pertanyaan itu tertuang dalam relief Candi Borobudur yang didirikan pada abad ke-8 pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Di dinding Candi Borobudur terdapat relief tentang jenis pohon palm yang kala itu memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Prasasti Talang dan Candi Borobudur Ungkap Makanan Pokok Asli Indonesia.

Sepanjang 2021, jumlah warga di Jawa Tengah yang hidup terkungkung dan dipasung karena mengalami gangguan jiwa mencapai 390 orang. Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) itu dipasung oleh keluarga mereka sendiri dengan alasan malu atau aib keluarga dan tidak dibawa ke rumah sakit jiwa.

Sementara pada 2020, kasus orang yang dipasung mencapai 515 orang. Data tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, dalam Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Se-dunia (HKJS) 2021, Minggu (10/10/2021).

“Problema pasung ini sangat banyak dan hampir semuanya sudah dibebaskan, tetapi setelah dilepas kemudian dilakukan pemasungan kembali oleh masyarakat,” kata Yulianto seperti diberitakan Antara. Data lengkap tersaji di Ratusan Jiwa di Jawa Tengah Dipasung Karena Alasan Malu dan Aib.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya