SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Komisi IV DPRD Klaten mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten turun tangan terhadap kasus penempelengan siswa SMPN 2 Cawas oleh gurunya sendiri.

Wakil Ketua Komisi IV, Nurcholis Madjid, kepada Solopos.com, Jumat (12/10), mengatakan kasus kekerasan terhadap siswa yang dilakukan guru tersebut bisa menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan di Kabupaten Klaten. Dia meminta Disdik Klaten turun tangan guna menindaklanjuti kasus tersebut agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. “Kalau memang terbukti bersalah, Disdik harus mengambil sikap berdasarkan peraturan yang berlaku. Kalau kasus semecam itu dibiarkan, kami khawatir kasus serupa bisa terulang lagi,” papar politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nurcholis menyayangkan terjadinya kasus kekerasan guru terhadap siswa oleh gurunya sendiri tersebut. Menurutnya kasus itu kian mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Klaten. Sebelumnya, dunia pendidikan Klaten sudah dicoreng dengan kasus dugaan mark up pengadaan seragam sekolah oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP. Kasus yang dilaporkan Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Klaten (Formas Pepak) itu saat ini masih ditangani Polres Klaten.

Ekspedisi Mudik 2024

Menanggapi hal itu, Kepala Disdik Klaten, Pantoro, mengatakan tidak ada sanksi khusus yang diberikan kepada SH, 55, guru yang menempeleng Riyanto, 15, siswa SMPN 2 Cawas. Menurutnya SH sudah mengakui perbuatannya dan sudah meminta maaf kepada keluarga siswa. “Dia [SH] sudah mengaku khilaf. Teguran kepada dia sudah diberikan. Bagi dia itu sudah menjadi hukuman yang berat,” ujar Pantoro.

Sebagai manusia, kata Pantoro, tidak bisa dilepaskan dari khilaf. Namun, dia tidak menginginkan SH kembali mengulangi perbuatannya. Dia mengaku sudah meminta sekolah membina SH supaya tidak mengulangi perbuatannya itu. “Pembinaan juga tak hanya kami berikan kepada dia. Semua tenaga pengajar juga kami bina. Dalam rapat koordinasi baik di tingkatan Disdik maupun UPTD, pembinaan kepada guru selalu dilakukan,” papar Pantoro.

Sebelum ini, belasan warga Desa Gombang, Kecamatan Cawas, menggeruduk SMPN 2 Cawas, Kamis (11/10/2012) pagi. Mereka tidak terima atas ulah guru sekolah setempat, SH, 55, yang sudah diduga menempeleng siswa, Riyanto, 15, hingga mengakibatkan sakit di bagian telinga. Kedatangan mereka ditemui langsung Kepala SMPN 2 Cawas, Anjar Nawangsih dan guru lain. Warga menuntut sekolah meminta maaf Karena sudah menampar Riyanto di bagian telinga. “Kami tidak ingin kejadian ini terulang. Sebagai guru dia [SH] tidak pantas menampar siswa. Tugas guru itu yang hanya mendidik siswa, bukan mengajarkan kekerasan,” tukas Mulyono, warga setempat saat ditemui wartawan seusai mendatangi SMPN 2 Cawas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya