Solopos.com, SRAGEN — Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, mengungkapkan motif dugaan pembunuhan seorang ibu oleh anaknya di Kelurahan Sragen Tengah Sragen diduga karena faktor ekonomi.
Pelaku yang hanya bekerja serabutan tak terima dinasihati ibunya untuk cari pekerjaan yang layak. Dari situ emosi pelaku membuncah lalu melakukan penganiayaan terhadap korban.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Seperti diketahui, wanita yang jadi korban pembunuhan itu bernama Setyorini, 52. Sementara anaknya yang melakukan penganiayaan yang berujung pembunuhan berinisial DP alias M, 33. Peristiwa itu terjadi pada 30 Juni 2022 lalu.
Korban langsung dimakamkan tak lama setelah meninggal. Polisi kemudian membongkar makam korban setelah menerima adanya laporan dari pelaku soal kejanggalan kematian ibunya. Pembongkaran makam dilakukan pada Minggu (3/7/2022). Dari hasil autopsi diketahui penyebab kematian Setyorini akibat penganiayaan.
Baca Juga: Seorang Anak di Sragen Nekat Pukuli Ibunya Sampai Meninggal
Setelah diselidiki, penganiayaan ternyata itu dilakukan oleh DP. Pelaku memukuli ibunya sampai meninggal dunia.
Kapolres mengatakan ibu dan anak ini tinggal satu rumah dan termasuk keluarga kurang mampu.
“Korban ini kerap menasihati anaknya supaya mencari kerjaan yang benar. Korban juga menyarankan si anak berangkat ke Jakarta untuk menyusul kakak keponakan yang sudah bekerja di sana. Kata-kata ibunya yang diingat pelaku itu Apa tidak pengin memperbaiki rumah? Nasihat itu disampaikan korban hari demi hari,” ujarnya.
DP yang jengah dinasihati dari ibu terus-menerus emosi. Ia refleks memukul ibunya hingga kelewatan. “Saya memukul karena terus dinasihati. Saat memukul pertama saya ragu tetapi entah kenapa berlanjut. Kasihan sebenarnya,” ujarnya sambil terisak.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan Ibu oleh Anak di Sragen, Pelaku yang Melapor ke Polisi
DP mengaku sedih saat makam ibunya dibongkar lagi. DP sendiri yang melaporkan kasus yang dilakukannya sendiri. “Waktu itu saya tertekan pikiran dan ada tekanan dari keluarga untuk mengungkap kejanggalan itu. Karena kuatnya dorongan saudara, ya sudah saya melaporkan,” katanya.