Kasus Pelindo II terus diselidiki oleh penyidik Bareskrim Polri.
Solopos.com, JAKARTA – Penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri urung memeriksa Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Richard Joost Lino, Rabu (25/11/2015), sebagai saksi perkara dugaan korupsi pengadaan 10 unit mobile crane di PT Pelindo II.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kuasa hukum Lino, Fredrich Yunadi, membenarkan kliennya pada pukul 9.00 WIB pagi ini diagendakan memberikan kesaksian ke penyidik soal perkara tersebut. Namun Lino tidak dapat hadir karena ada agenda lain.
“Beliau pagi-pagi mendadak dipanggil Menteri BUMN [Rini Soemarno]. Jadi diganti pekan depan,” katanya melalui pesan singkat, Rabu pagi.
Dimintai konfirmasi terpisah, juru bicara Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Komisaris Besar Pol. Adi Deriyan Jayamarta mengamini soal ketidakhadiran bos perusahaan plat merah yang bergerak di sektor pelabuhan tersebut.
“Tidak tahu apa alasannya,” ucap dia.
Ini merupakan panggilan ketiga Lino mengenai kesaksiannya terkait perkara dugaan korupsi alat derek itu. Dua panggilan sebelumnya Lino memenuhi undangan penyidik Bareskrim. Lino yakin pengadaan 10 unit crane itu tidak bermasalah seperti yang dituduhkan polisi selama ini.
Pada Senin (25/11/2015), untuk kali pertama anak buah Lino yakni Direktur Teknik Pelino II Ferialdy Noerlan diperiksa sebagai tersangka. Selepas pemeriksaan, Ferialdy memilih tak berkomentar soal perkara yang memicu DPR membuat Pansus Pelindo II tersebut.
Kuasa hukum mempertanyakan penetapan tersangka Ferialdy karena kliennya belum sama sekali dipanggil penyidik, tapi langsung disangkakan. Bareskrim meminta hal tersebut tak perlu dipersoalkan lantaran penyidik bekerja sudah sesuai peraturan.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
