SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pamekasan–Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mencatat kasus kriminalitas terhadap anak di bawah umur, seperti pelecehan seksual dan perdagangan anak, di kabupaten itu tergolong tinggi.

Dalam dua bulan terakhir ada tiga kasus perkosaan dan perdagangan anak yang ditangani lembaga itu. “Ini yang kami ketahui, mungkin masih banyak yang tersembunyi,” kata Kepala Pusat Perlindungan Perempaun dan Anak Pamekasan, Umi Supraptiningsih, Selasa (11/5).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Di antara kasus tersebut, kata dia, termasuk kasus perkosaan yang dilakukan seorang mantan anggota DPRD setempat terhadap anak angkatnya selama lima tahun dan kasus perkosaan yang menimpa seorang bocah berusia belasan tahun yang digiilir sembilan pemuda. “Lima tersangka sudah ditangkap, empat lainnya masih buron,” terang Umi.

Selain menjadi korban, Umi mengaku ada juga anak di bawah umur yang menjadi pelaku kejahatan. Seperti dua siswa SMA di Kecamatan Tlanakan yang mencuri ayam karena ingin memiliki handphone. “Untuk Pamekasan kasus semacam ini tinggi,” ungkapnya.

Umi mengatakan setelah dikaji penyebab utama tingginya angka kriminalitas terhadap anak dikarenakan minimnya perhatian dari keluarga. Mayoritas korban punya kehidupan malam yang bebas.

Yang mengejutkan lagi, para pelaku kejahatan ternyata merupakan orang terdekat korban. “Kurangnya perhatian keluarga ini juga menyebabkan tingginya kasus anak hami di luar nikah,” katanya.

tempointeraktif/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya