SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengguna narkoba (JIBI/Solopos/Reuters)

Kasus narkoba disebut Kepala BNN Budi Waseso telah menular ke santri dan kiai pesantren di Jawa Timur (Jatim).

Semarangpos.com, SEMARANG – Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) mendesak Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Budi Waseso membuktikan tudingan adanya kiai dan santri di salah satu pesantren di Jawa Timur yang menyalahgunakan narkoba.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasalnya, tudingan Budi Waseso atau Buwas tentang adannya pesantren narkoba menurut RMI yang membidangi pendidikan dan kepesantrenan Nahdlatul Ulama (NU) telah membuat resah kalangan pengasuh pesantren.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalangan pengasuh pesantren di Jawa Timur merasa resah dengan tudingan Kepala BNN adanya pesantren narkoba. Sebaiknya Budi Waseso menunjuk pesantran yang dimaksud agar tidak menimbulkan pertanyaan,” kata Ketua Pengurus Pusat RMI K.H. Abdul Ghaffar Rozin  seusai menjadi pembicara pada diskusi di Fraksi PKB DPRD Jateng di Semarang, Senin (14/3/2016).

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Rozin, jumlah pesantren di Indonesia mencapai 27.000, sedangkan yang di bawah koordinasi RMI Nahdlatul Ulama (NU) sebanyak 23.000 pesantren. Agar tudingan Buwas itu tidak menimbulkan keresahaan di kalangan pesantren itu, Abdul Ghaffar Rozin menyarankan BNN bersikap transparan tan terang jika menemukan bukti adanya kiai dan santri di pesantren yang menggunakan narkoba agar bisa ditangkap dan diproses secara hukum,

“Narkoba adalah musuh bersama selain radikalisme sehingga bila terbukti ada santri atau kiai pesantren yang menggunakan narkoba agar ditindak tegas,” ujar Gus Rozin.

Tak Kebal Narkoba
Dia menambahkan tidak ada lembaga dan institusi negara yang kebal terhadap peredaran narkoba. Kendati demikian lingkungan pesantren masih bebas dari narkoba . Hal ini, sambung Gus Rozin karena para pengasuh pesantren telah membentengi santri dan kiai agar tidak sampai terpengaruh menyalahgunakan barang haram tersebut.

“Pengasuh pesantren bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Pusat Kesehatan Masyarakat [Puskesmas] mengenalkan jenis-jenis narkoba kepada para santri dan kiai serta bahaya mengkonsumsi narkoba,” bebernya.

Gus Rozin berharap BNN melakukan komunikasi dengan RMI bila mengetahui adanya santri dan kiai di pesantren yang terlibat narkoba. “Mari kita bersama-sama memberantas narkoba,” tandasnya.

Seperti diketahui, Kepala BNN Komjen Budi Waseso sebelumnya mengatakan menemukan adanya santri dan kiai di sebuah pesantren di Jawa Timur menyalahgunakan narkoba. Hanya saja Buwas tidak menyebutkan santri dan kiai tersebut berasal dari pesantren mana.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya