SOLOPOS.COM - Tersangka dugaan penyalahgunaan narkoba jenis Sabu, Bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Ahmad Wazir Nofiandi dihadirkan dalam konferensi pers di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta, Senin (14/3/2016). BNN menetapkan Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Noviadi Mawardi sebagai tersangka setelah hasil tes urine menyatakan bahwa kepala daerah yang baru dilantik pada 17 Februari 2016 itu positif mengandung methamphetamine. (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Kasus narkoba yang mengungkap Bupati Ogan Ilir nyabu, membuat BNN yakin ada rekayasa hasil tes kesehatan menjelang pilkada.

Solopos.com, JAKARTA — Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Nofiandi Mawardi, tertangkap menggunakan narkoba jenis sabu semalam. Hal ini mengundang pertanyaan Badan Narkotika Nasional (BNN), bagaimana mungkin bupati termuda itu bisa lolos dalam tes kesehatan sebelum mengikuti pilkada belum lama ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso, menduga ada yang ditutupi dari hasil pemeriksaan kesehatan Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Nofiandi Mawardi menjelang pilkada serentak. Buwas menduga pemeriksaan kesehatan Nofiandi untuk maju pilkada tidak benar alias aneh.

“Sekali lagi saya meyakini, pemeriksaan kesehatan yang bersangkutan sebagai persyaratan calon kepala daerah itu tidak dilaksanakan dengan benar dan baik,” ujar Buwas di Kantor BNN, Jl. MT Haryono, Jakarta Timur, Senin (14/3/2016), dikutip Solopos.com dari Detik.

Buwas menegaskan pasti ada yang menutupi hasil pemeriksaan kesehatan terhadap sang bupati sebelum berlaga di pilkada. Menurut Buwas, hal itu bisa dibuktikan dari hasil pemeriksaan urine BNN yang menyatakan sang bupati terbukti positif menggunakan narkotika.

“Pasti ini ditutupi, hasil laboratoriumnya direkayasa. Dengan bukti hari ini, kemarin bukti laboratoriumnya [menunjukkan] secara pemeriksaan urine positif,” tambah Buwas.

Nofiandi ditangkap pada Minggu (13/3/2016) malam di rumah orang tuanya di Palembang dan diduga saat itu sedang mengkonsumsi narkoba. Selain Nofi, ada empat orang lain yang ditangkap. Sempat ada perlawanan saat operasi penggerebekan itu.

Nofi adalah bupati yang baru dilantik sebulan lalu. Usianya masih muda, 27 tahun. Dia merupakan putra dari Bupati Ogan Ilir sebelumnya, Ir. H. Mawardi Yahya. Nofi sebelumnya menjabat sebagai anggota DPRD OI periode 2014-2019 dari Partai Golkar.

Nofiandi ternyata sudah menjadi target operasi BNN sejak tiga bulan lalu, namun baru ditangkap semalam karena BNN mencari bukti kuat dan menunggu momen Pilkada. Berdasarkan hasil penelusuran, anak muda itu sering menggunakan sabu. Namun polisi belum punya bukti kuat saat itu.

“Kita pendalaman setelah pilkada. Jangan sampai ada anggapan BNN ada kepentingan dari salah satu calon atau pihak. Makanya kita pantau,” terang Buwas.

Penangkapan Nofiandi berawal dari ditangkapnya seorang bandar berinisial ICN. Setelah itu, dilakukan pengembangan pada Minggu malam. “Penangkapan ini berawal dari diamankannya seorang pria ICN alias FA alias ICA berusia 28 tahun yang bekerja sebagai PNS di salah satu Rumah sakit jiwa. Ia mengaku sering memasok narkotika kepada bupati Ogan Ilir sejak lama,” terangnya.

Nofi juga dihadirkan dalam jumpa pers tersebut. Dia duduk di samping Buwas. Namun dia tak bisa dimintai komentar apa pun karena masih dalam pengaruh narkoba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya